Page 55 - Gadis_Rempah
P. 55

“Sudahlah, nanti aku jelaskan deh. Kalau
            mau ikut, aku jemput setelah duhur, ya?”
                “Oke deh,” pungkas Arumi.




                Berboncengan bersama Dinda lebih disukai
            Arumi daripada naik motor sendiri. Dinda seolah
            telah menitipkan semua jejak kakinya pada
            setiap ruas jalan Kota Pahlawan ini. Dengan lihai
            dan cekatan, gadis itu menyusuri setiap jalan luas
            ataupun sempit. Setiap jalan di kota ini hingga
            jalan tikus pun sepertinya sudah di luar kepala
            gadis penyuka es krim itu.
                “Sudah sampai!” ucap Dinda setelah suara
            mesin motornya berhenti. Setelah melepas
            helm, Dinda sengaja berdiam diri sejenak
            membiarkan angin menerobos celah-celah
            rambut keduanya. Sementara itu, Arumi hanya
            tersenyum melihat kawannya yang kegerahan.
            Memutuskan berkerudung sejak SMP membuat
            Arumi sudah bersahabat dengan udara panas
            di kota kelahirannya ini.
                Sejenak, Arumi melihat desain bangunan
            resto bergaya klasik di depannya. Kedai Vege,
            nama resto itu.
                “Restoran yang unik,” ucap Arumi, “Kok  aku
            baru tahu di Surabaya ada restoran seperti ini? Icon
            sayuran terlihat di mana-mana bahkan sebelum
            kita masuk ke dalamnya,” tanyanya keheranan.





              47  Bab 4 — Di sebuah restoran                                                                                  Gadis Rempah  48
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60