Page 56 - Gadis_Rempah
P. 56

“Sudahlah, nanti aku jelaskan deh. Kalau
 mau ikut, aku jemput setelah duhur, ya?”
 “Oke deh,” pungkas Arumi.




 Berboncengan bersama Dinda lebih disukai
 Arumi daripada naik motor sendiri. Dinda seolah
 telah menitipkan semua jejak kakinya pada
 setiap ruas jalan Kota Pahlawan ini. Dengan lihai
 dan cekatan, gadis itu menyusuri setiap jalan luas
 ataupun sempit. Setiap jalan di kota ini hingga
 jalan tikus pun sepertinya sudah di luar kepala
 gadis penyuka es krim itu.
 “Sudah sampai!” ucap Dinda setelah suara
 mesin motornya berhenti. Setelah melepas
 helm, Dinda sengaja berdiam diri sejenak
 membiarkan angin menerobos celah-celah
 rambut keduanya. Sementara itu, Arumi hanya
 tersenyum melihat kawannya yang kegerahan.
 Memutuskan berkerudung sejak SMP membuat
 Arumi sudah bersahabat dengan udara panas
 di kota kelahirannya ini.
 Sejenak, Arumi melihat desain bangunan
 resto bergaya klasik di depannya. Kedai Vege,
 nama resto itu.
 “Restoran yang unik,” ucap Arumi, “Kok  aku
 baru tahu di Surabaya ada restoran seperti ini? Icon
 sayuran terlihat di mana-mana bahkan sebelum
 kita masuk ke dalamnya,” tanyanya keheranan.





 47  Bab 4 — Di sebuah restoran                  Gadis Rempah  48
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61