Page 61 - Gadis_Rempah
P. 61
“Alhamdulillah, sudah sampai!” ujar Dinda lega dan mulai “Iya, Din. Maafkan aku ya ...,” ucap Arumi
mengatur napasnya. Di saat yang sama, ponsel di sakunya pelan. Dia sungguh-sungguh merasa bersalah.
berbunyi nyaring.
Dinda hanya mengangguk lalu kembali
“Ya Allah, Kak Widya telepon empat kali sampai aku gak melaju bersama motornya.
dengar!” Dinda memandang sedih layar gawainya.
“Hati-hati, Din!!” teriak Arumi begitu
“Maafkan aku ya, Din,” ucap Arumi merasa bersalah ransel Dinda terlihat semakin kabur.
karena dia yang meminta Dinda untuk buru-buru. “Coba
Sesaat setelah membuka pagar tinggi
kamu telepon balik Mbak Widya pakai hp-ku Din,” Arumi
rumahnya, Arumi tiba-tiba ingat sebuah ramuan
merogoh cepat sakunya dan menyerahkan gawainya ke
yang kerap dibuat ibunya saat Arumi kecil dulu.
Dinda. Dari sudut mata Dinda yang sedih, Arumi tahu kalau
Biasanya ibunya mengiris tipis bawang merah
sahabatnya itu sangat mengkhawatirkan kakaknya dan tidak
lalu mencampurkannya dengan beberapa tetes
bisa balik meneleponnya. Mungkin pulsa Dinda sedang habis,
minyak kayu putih. Ramuan itu terasa hangat
pikir Arumi.
dan harum saat dioleskan di punggung, dada,
Dinda mengangguk perlahan saat menerima gawai dan perut Arumi kecil. Baluran ramuan itu efektif
Arumi. Gadis ceria itu mendadak murung saat menelepon menyembuhkan sakit perut dan melegakan
kakaknya. “Din, cepat pulang.” Arumi mendengar suara Kak tenggorokan Arumi kecil.
Widya di telepon cukup jelas.
“Baik, Kak. Aku segera pulang,” jawab Dinda sekian detik
setelah bercakap-cakap dengan kakaknya di telepon.
“Ada apa, Din? Kak Widya baik-baik saja, ‘kan?” tanya
Arumi cemas.
“Keponakanku Haikal sakit. Kakakku bilang dia
disuruh gurunya menjemput di TK lebih awal. Haikal
batuk-batuk dan muntah-muntah. Pasti kakakku panik
sekali, Arumi. Dia sendirian di rumah. Aku biasanya yang
jadi andalannya. Aku harus pulang, Arumi,” Dinda tergesa-
gesa memutar balik motornya.
53 Bab 4 — Di sebuah restoran Gadis Rempah 54