Page 66 - Gadis_Rempah
P. 66
“Lakukan saja jika itu baik bagimu.
oda becak tua Wak Parjan berputar pelan menyusuri Namun, aku akan lebih bahagia jika kau dapat
sepanjang Jalan Kasuari yang berkilau basah karena hidup cukup dengan nafkah dariku meskipun
Rhujan deras semalam. Di tepi jalan itu terbentang penghasilanku tidak sebanyak bisnis rempah
Sungai Kalimas, sungai tertua dan terbesar yang membelah keluargamu.”
kota tua Surabaya. Naning sejenak menatap dalam kilau bola
Seperti biasa, Naning duduk termangu di atas becak mata pria di depannya. Pria sederhana itu
seraya melempar pandangan pada air sungai yang mengalir. memang hanya guru honorer. Penghasilannya
Tetes-tetes gerimis sisa hujan semalam masih bermain- jauh di bawah orang tua Naning yang pedagang
main dan melompat-lompat di atas permukaan air. rempah tulen. Namun, justru kesederhanaan
dan kegigihan Handoko menawan hati Naning.
Gerimis yang tidak benar-benar pergi kembali
bersama hujan selalu membawa serta kenangan yang Akhirnya, Naning dan Handoko pun
dinikmati Naning sepanjang musim hujan. Suasana yang menikah. Seperti janjinya, Handoko mengizinkan
selalu mengingatkannya pada saat terakhir kali Naning Naning melanjutkan bisnis rempah almarhum
berjalan berdua dengan Handoko di tepi Sungai Kalimas. orang tuanya. Naning merasa wajib melanjutkan
20 tahun yang lalu. bisnis tersebut karena sebelum orang tuanya
meninggal, mereka pernah berpesan agar Naning
“Kata almarhum bapakku, Kalimas ini dulunya
yang melanjutkan bisnis tersebut. Sementara itu,
Pelabuhan Rakyat, banyak pedagang rempah dalam dan luar
Yanuar, saudara laki-laki satu-satunya memilih
negeri hilir mudik di sini. Kakek buyutku salah satunya,”
berkecimpung di bisnis properti.
kenang Naning.
Handoko manggut-manggut tampak serius mendengarkan.
“Han …,” Naning memanggil manja pria yang duduk
di sampingnya.
Hiruk pikuk Pasar Pabean sudah tampak
“Hmm …,” ucap Handoko.
dari kejauhan. Titik-titik gerimis satu per satu
“Apakah kau mengizinkan aku meneruskan bisnis menghilang.
rempah orang tuaku setelah kita menikah nanti?”
“Arumi isik sekolah, Ning?”
Pria itu mengangguk.
Wak Parjan memberanikan diri membuka
obrolan. Membuyarkan lamunan Naning.
57 Bab 5 — Sungai Kalimas dan laki-laki bernama Pras Gadis Rempah 58