Page 62 - Gadis_Rempah
P. 62

“Alhamdulillah, sudah sampai!” ujar Dinda lega dan mulai   “Iya, Din. Maafkan aku ya ...,” ucap Arumi
 mengatur napasnya. Di saat yang sama, ponsel di sakunya  pelan. Dia sungguh-sungguh merasa bersalah.
 berbunyi nyaring.
                              Dinda hanya mengangguk lalu kembali
 “Ya Allah, Kak Widya telepon empat kali sampai aku gak   melaju bersama motornya.
 dengar!” Dinda memandang sedih layar gawainya.
                              “Hati-hati, Din!!” teriak Arumi begitu
 “Maafkan aku ya, Din,” ucap Arumi merasa bersalah  ransel Dinda terlihat semakin kabur.
 karena dia yang meminta Dinda untuk buru-buru. “Coba
                              Sesaat  setelah  membuka  pagar  tinggi
 kamu telepon balik Mbak Widya pakai hp-ku Din,” Arumi
                          rumahnya, Arumi tiba-tiba ingat sebuah ramuan
 merogoh cepat sakunya dan menyerahkan gawainya ke
                          yang kerap dibuat ibunya saat Arumi kecil dulu.
 Dinda. Dari sudut mata Dinda yang sedih, Arumi tahu kalau
                          Biasanya ibunya mengiris tipis bawang merah
 sahabatnya itu sangat mengkhawatirkan kakaknya dan tidak
                          lalu mencampurkannya dengan beberapa tetes
 bisa balik meneleponnya. Mungkin pulsa Dinda sedang habis,
                          minyak kayu putih. Ramuan itu terasa hangat
 pikir Arumi.
                          dan harum saat dioleskan di punggung, dada,
 Dinda mengangguk perlahan saat menerima gawai  dan perut Arumi kecil. Baluran ramuan itu efektif
 Arumi. Gadis ceria itu mendadak murung saat menelepon  menyembuhkan sakit perut dan melegakan
 kakaknya. “Din, cepat pulang.” Arumi mendengar suara Kak   tenggorokan Arumi kecil.
 Widya di telepon cukup jelas.

 “Baik, Kak. Aku segera pulang,” jawab Dinda sekian detik
 setelah bercakap-cakap dengan kakaknya di telepon.

 “Ada apa, Din? Kak Widya baik-baik saja, ‘kan?” tanya
 Arumi cemas.

 “Keponakanku Haikal sakit. Kakakku bilang dia
 disuruh gurunya menjemput di TK lebih awal. Haikal
 batuk-batuk dan muntah-muntah. Pasti kakakku panik
 sekali, Arumi. Dia sendirian di rumah. Aku biasanya yang
 jadi andalannya. Aku harus pulang, Arumi,” Dinda tergesa-
 gesa memutar balik motornya.



 53  Bab 4 — Di sebuah restoran                  Gadis Rempah  54
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67