Page 74 - Gadis_Rempah
P. 74

Seolah pantang menyerah, Pras kembali  “Oh ... baik, baik. Maaf sudah mengganggu waktu Ibu.
 mendekati Naning dan bertanya, “Si mbak anak   Saya pamit dulu. Barangkali suatu saat Ibu butuh bantuan,
 ibu tadi, kok tidak bantu-bantu di sini, Bu?”   silakan menghubungi saya,” pinta Pras seraya meninggalkan
               kartu nama di atas timbangan digital besar yang tegak berdiri
 Naning menarik napas panjang. Tidakkah pria
               di samping Naning.
 muda ini tahu jawaban atas pertanyaannya sendiri?
 Memangnya apa yang bisa dilakukan gadis muda  Begitulah pertemuan singkat Naning dengan Pras.
 seperti Arumi di toko besar yang penuh dengan  Naning tidak mengerti mengapa Wak Parjan merasa perlu
 gunungan karung rempah seperti ini?   menceritakan banyak hal tentang dirinya dan Arumi pada

 “Toko rempah Bu Naning ini yang paling  anak angkatnya itu. Naning juga tidak mengerti mengapa
 tua dan yang paling besar di pasar ini. Menjadi   Pras banyak menghabiskan waktu tugasnya hanya untuk
 distributor rempah terbesar di Jawa Timur. Bu   menanyai dirinya.
 Naning sungguh luar biasa menjalankan bisnis
                   Bahkan, Naning tidak pernah berpikir jika Pras akan
 besar ini hanya dibantu sepuluh karyawan
               menanyakan Arumi di kemudian hari. Tentu saja, Naning
 saja,” kata Pras sambil mengamati papan nama
               tidak berpikir atau berprasangka apa pun pada pemuda itu.
 toko bertuliskan TOKO REMPAH OETAMI yang
               Apalagi memikirkan Arumi untuk menikah di usia muda.
 terbuat dari baja tua penuh karat. “Semangat
               Naning paham betul kalau anak gadisnya itu masih jauh
 Bu Naning mirip Wak Parjan, paman saya.
               dari keinginan menikah.
 Meskipun  saya  sudah  berjanji  menjamin
 hidupnya, beliau tetap ingin mengayuh becak  “Ning?” tanya Wak Parjan kembali memecah lamunan
 tuanya yang sudah hampir punah di Surabaya,”   Naning. Laki-laki tua itu seolah sangat berharap segera
 papar Pras dengan bangganya.  mendapat jawabannya.
 Pada akhirnya, Naning tidak mampu lagi  “Beri tahu Pras, buat apa menunggu anak sekolah.
 berbasa-basi di depan Pras. Naning mulai  Apalagi, sebentar lagi Arumi kuliah. Lama …,” dengan cepat
 merasa terganggu. Terlebih setelah melihat  Naning menangkap dan memotong pikiran liar Wak Parjan.
 pembeli mulai ramai memasuki tokonya.
                   “Kuliah juga buat apa, Ning? Bukankah anak perempuan
 “Maaf, Nak Pras. Toko sudah mulai ramai. Bila
               akhirnya masak di dapur juga?” tangkis Wak Parjan tak
 tidak keberatan, saya mau melanjutkan pekerjaan
               kalah cadasnya.
 saya,” pungkasnya.
                   Degg. Naning seolah ditampar oleh kalimat terakhir
               Wak Parjan. Bukankah dirinya dulu juga hampir lulus


 65  Bab 5 — Sungai Kalimas dan laki-laki bernama Pras  Gadis Rempah  66
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79