Page 98 - Gadis_Rempah
P. 98

“Saat itu juga, ayahku merangkai bros  mengagumi bunga, sedangkan lawang atau pintu siapa pun tahu
 ini untukku. Beliau terinspirasi dari bunga  adalah itur penting sebuah rumah. Hanya dengan membuka
 lawang,” tutur Arumi sambil memperlihatkan  dan melewatinya, kita bisa menjelajah bagian-bagian rumah
 bros bunga lawang yang mirip bintang dengan   lainnya. Lawang juga simbol privasi dan keamanan sebuah
 tujuh karpel dan permata lonjong berwarna
               keluarga. Menempatkan kata kembang berpasangan dengan
 cokelat tua menyerupai benih yang terdapat di
               kata lawang seolah tuan rumah siap menyambut para tamu
 setiap karpelnya.
               dengan penuh hormat dan kesantunan serta  mempersilakan
 “Cantik sekali bros ini, Arumi,” ucap Dinda   mereka memperoleh banyak kebaikan di dalam rumahnya,”
 terkagum-kagum.  Arumi bertutur dengan wajah seperti berimajinasi.

 “Kembang lawang bukan hanya cantik.  “Ckckck  ... bisa dalam begitu ya maknanya. Benar-
 Sebagai rempah, dia juga unik. Dia tidak hanya  benar sempurna, Arumi.”
 bisa digunakan dalam kuliner, tapi juga kosmetik
 dan pengobatan. Sebagai tanaman rempah dia  “Hehehe ... Alhamdulillah.”
 juga mampu beradaptasi di berbagai habitat.
                   Keduanya menghela napas sebentar sebelum kemudian
 Cantik,  istimewa,  tetapi  sederhana.  Begitu
               Dinda kembali memecah hening sejenak.
 kesanku pada rempah satu ini. Membuatku
 langsung tertarik mengabadikannya sebagai  “Oh  ya,  tadinya  aku  ke  sini  sebenarnya  karena
 nama kafe impianku. Bagaimana menurutmu,
               mengkhawatirkan kamu, Arumi. Tumben sekali kamu tidak
 Din?”
               baca chat-ku. Teleponku juga tidak kamu angkat,” gerutu Dinda.
 Dinda  mengacungkan  kedua  jempol
                   “Iya, Din. Dua hari kemarin memang aku sengaja of-
 tangannya. “No comment  deh, pas banget
               kan handphone. Aku pengen fokus mendesain dan menarget
 nama dan kafenya.
               bisa selesai hari ini. Tadi aku tertidur lagi habis subuh.
 Arumi tersenyum, “Di samping itu, kembang  Jadinya, aku bangun kesiangan, deh. Aku tidak sempat lagi
           pun    ilosois   membuatkan ibu wedang. Aku bahkan tidak tahu ibuku
 dalam menurutku. Kembang atau bunga selalu  berangkat. Pasti ibuku kecewa banget ya, Din?” tutur Arumi
 identik dengan cantik, indah, meneduhkan mata  dengan melipat wajahnya.
 siapa pun yang melihatnya. Rasanya tak ada
 orang baik laki-laki apalagi perempuan yang tidak



 89  Bab 6 — Kembang Lawang                      Gadis Rempah  90
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103