Page 322 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 322
TIRANI PENDETA
Persia yang lambat berkembang bernama Manichaeisme.
Mani lahir pada 215 di wilayah yang saat ini kita sebut Irak.
Pada usia baru dua belas tahun sesosok makhluk menampakkan
diri di hadapannya. Makhluk misterius yang akhirnya ia sebut
Twin ini, menyingkapkan sebuah misteri besar yang tersembunyi
kepada Mani—peranan kejahatan dalam sejarah umat manusia.
ia mengetahui tentang terjalinnya kekuatan kegelapan dalam pen-
ciptaan kosmos. Ia juga mengetahui bahwa dalam pertempuran
besar kosmis antara kebaikan dan kejahatan, kekuatan kejahatan
hampir menang.
Sifat kosmis dari visi Mani juga dapat terlihat dalam sinkretisme-
nya, dalam catatannya tentang peristiwa-peristiwa besar dalam
sejarah dan bagian-bagian luhur yang dimainkan di dalamnya oleh
Zarathustra, Buddha, nabi-nabi Ibrani, dan Yesus Kristus.
Universalisme para inisiat cenderung menakutkan bagi para tiran
lokal. Kesadaran tinggi para inisiat akan kekuatan jahat juga selalu
terbuka terhadap salah penafsiran. Mani dilindungi oleh dua raja
berturut-turut, tetapi penerus mereka menganiayanya, menyiksa,
dan akhirnya menyalib dia.
“Aku memasuki jiwa terdalamku dan menyaksikan, di luar
pandangan dan jiwaku, ada cahaya.” Pencapaian intelektual yang
menjulang dari Augustine akan memberikan suatu catatan kompre-
hensif tentang doktrin Gereja dalam hal Platonisme. Apa yang
biasanya dipoles dalam sejarah Gereja konvensional adalah bahwa
catatan ini didasarkan pada pengalaman pribadi langsung dari
sang inisiat. Augustine sendiri telah melihat dengan “mata jiwa
yang misterius” seberkas cahaya yang lebih terang daripada cahaya
akal. Ia tidak hanya memperhatikan abstraksi-abstraksi yang kekal.
$POGFTTJPOT karyanya menunjukkan bahwa ia tersiksa oleh suatu
kesadaran akan berlalunya waktu, dalam frasanya yang sering
dikutip “Oh, Tuhan, jadikan aku suci—tetapi jangan dulu” dan
juga dalam tangisan pilunya dalam pengalaman visioner yang lain:
“Oh, Kecantikan yang begitu tua dan begitu baru, terlambat aku
mencintaimu.” Kesadaran akan berlalunya waktu dari St. Augustine
meluas menjadi sebuah kesadaran esoteris akan sejarah. Belakangan
kita akan melihat cara di mana ia memahami bahwa urutan tahapan
311
pustaka-indo.blogspot.com