Page 376 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 376
IBLIS TEMPLAR YANG BIJAKSANA
dari Misa. Aquinas-lah yang kali pertama merumuskan doktrin
transubstansiasi dari roti dan anggur. Apa yang ia jelaskan pada
dasarnya merupakan suatu proses alkimia di mana substansi dari
roti dan anggur mengalami perubahan dan sebuah transubstansiasi
QBS Misa tersebut tidak hanya
menghadirkan sebuah bingkai pemikiran baru, sebuah tekad baru
untuk berbuat lebih baik, tetapi juga perubahan isiologis yang vital.
Bukan kebetulan bahwa Aquinas merumuskan doktrinnya pada
masa yang sama saat kisah-kisah tentang Cawan mulai beredar.
Semuanya menggambarkan proses yang sama walaupun meng-
gunakan metode yang berbeda.
Meskipun bermusuhan—Bacon mengejek Aquinas karena hanya
mampu membaca Aristoteles dalam bentuk terjemahan—baik
Aquinas maupun Bacon merupakan perwakilan dari dorongan besar
pada zamannya: untuk memperkuat dan memperbaiki kemampuan
akal. Mereka menemukan sihir dalam berpikir. Kapasitas untuk
pemikiran yang abstrak dan berkepanjangan, untuk berakrobat
dengan konsep, sudah pernah ada sebelumnya, tetapi hanya sebentar
dan dalam lingkup lokal di Athena dalam diri Socrates, Plato, dan
Aristoteles, sebelum dipadamkan lagi. Sebuah tradisi yang baru,
hidup, dan lebih tahan lama muncul bersama Aquinas dan Bacon.
Keduanya menempatkan pengalaman di depan kategori-kategori
tradisi yang sudah lama dan mati, dan keduanya merupakan pria
yang sangat religius, yang berusaha memperbaiki keyakinan agama
mereka berdasarkan pengalaman. “Tanpa pengalaman,” kata Bacon,
“adalah mustahil untuk mengetahui apa pun.”
Bacon lebih praktis lagi, tetapi ketika ia menjelajahi kapasitas
supernatural dari pikiran, ia menggunakan entitas-entitas dari
hierarki spiritual yang sama yang sudah dikategorikan oleh Aquinas.
Keduanya menerapkan analisis dan logika yang ketat, dan mistisisme
mereka cukup berbeda dengan mistisisme kaum Cathar yang mem-
babi buta dan terlalu bersemangat.
Sebagai seorang cendekiawan muda di Oxford pada 1250-
an, Roger Bacon memutuskan, sebagaimana Pythagoras sebelum
dirinya, untuk mengetahui segala sesuatu yang perlu diketahui. Ia
ingin menyatukan ke dalam pikirannya sendiri semua hal yang telah
365
pustaka-indo.blogspot.com