Page 513 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 513
JONATHAN BLACK
SEIRING ABAD KEDELAPAN belas berlalu, penampakan dari bangsa-
wan misterius tersebut semakin jarang, tetapi semangat optimisme
dan pengharapan memenuhi loji-loji perkumpulan rahasia. Di
Prancis “sang Filsuf Tak Dikenal”, St. Martin, mengajarkan
bahwa “setiap manusia adalah raja”. Chevalier Ramsay, tuan tanah
Skotlandia yang telah mendirikan Loji Besar di Paris pada 1730,
berpidato kepada para inisiat baru di Paris pada 1737: “Seluruh
dunia tidak lain hanyalah sebuah republik yang besar. Kita berusaha
menyatukan semua orang yang tercerahkan ... tidak hanya melalui
kecintaan pada seni rupa, tetapi terlebih lagi melalui prinsip-
prinsip kebajikan yang dijunjung tinggi, sains dan agama, di mana
kepentingan persaudaraan dan seluruh keluarga umat manusia dapat
saling memenuhi ... dan dari sana rakyat dari semua kerajaan dapat
belajar untuk saling mencintai.”
Freemasonry menyediakan sebuah ruang yang terlindungi untuk
diskusi yang toleran tentang gagasan-gagasan mengenai seni dan
moralitas, untuk penyelidikan bebas ilmiah dan untuk penelusuran
terhadap alam rohani.
Setelah pendirian loji-loji induk di Skotlandia, London, dan Paris,
peristiwa besar berikutnya dari Freemasonry dalam abad kedelapan
belas terjadi pada 1760-an. Peristiwa ini adalah berdirinya Ordo Elus
Coens (atau “imam terpilih”) oleh magi asal Portugis, Martines de
Pasqually. Ritual-ritual Elus Coens, yang disusun oleh de Pasqually,
kadang-kadang berlangsung sampai enam jam dan melibatkan dupa
yang mencampurkan halusinogen dan spora jamur ly agaric. Dalam
ritual belakangan dari Stanislas de Guaita, yang banyak dipengaruhi
oleh de Pasqually, penutup mata dihilangkan dan sang kandidat
mungkin akan mendapati dirinya menghadapi orang-orang yang
memakai topeng dan hiasan kepala khas Mesir, yang dengan diam
mengacungkan pedang ke arah dadanya.
Sama dengan cara yang pernah dilakukan Dr. Dee untuk me-
ngembalikan pengalaman spiritual nyata ke dalam Gereja dengan
praktik upacara magis, de Pasqually dan Cagliostro memiliki ambisi
yang paralel di dalam Freemasonry. Pada 1782 Cagliostro mendirikan
Freemasonry Ritus Mesir, yang akan sangat berpengaruh di Prancis
maupun Amerika.
502
pustaka-indo.blogspot.com