Page 40 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Kedua_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 40
BAB IV
BERDZIKIR DENGAN BENAR
Dzikr (menyebut nama Allah ta'ala) yang dinyatakan
dalam al-Qur'an dan hadits sebagai perbuatan yang mulia
adalah dzikr yang diajarkan oleh Rasulullah dan diriwayatkan
dari beliau secara mutawatir atau shahih. Bahwasanya
Rasulullah adalah orang yang paling fasih dan paling tinggi
tingkat kebalagh-ahannya di antara orang-orang Arab, adalah
suatu hal tak dapat dipungkiri. Begitu juga para sahabat yang
secara langsung menimba ilmu dari Rasulullah, mereka semua
termasuk orang-orang yang memiliki tingkat kefasihan dan
kebalagh-ahan yang tinggi, dari sini dapat disimpulkan
bahwasanya al-Qur'an dan Sunnah sampai kepada kita secara
mutawatir dan shahih dengan kondisi aslinya sebagaimana kita
dapati saat ini; dimana di dalamnya terdapat madd, qashr,
tafkhim, tarqiq, idgham, fakk dan sebagainya.
Dzikr adalah lafazh yang menunjukkan tentang dzat
Allah dan sifat-sifat-Nya, baik diperoleh dari al-Qur'an
maupun hadits -sebagaimana yang kita ketahui bersama- atau
dari selain keduanya, tapi tidak boleh semaunya sendiri.
Di antara dzikr-dzikr yang diambil dari al-Qur'an seperti
firman Allah:
للا ٗإ هلإ ٗ هنأ ملعاف
Dan dari hadits seperti sabda Rasulullah:
للا ٗإ هلإ ٗ َلبق نم نيِِبنلاو انأ تلق ام لضفأ
37