Page 66 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Kedua_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 66
oleh al Bukhari, Muslim, Malik, Abu Dawud, an-Nasa-i, ad-
Darimi dan Ahmad dari jalur 'Abdullah ibn 'Abbas, ia berkata :
"Di pagi hari raya 'Iedul Adlha datang seorang perempuan dari
kabilah Khats'am dan bertanya kepada Rasulullah: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kewajiban haji berlaku atas ayahku
ketika beliau sudah tua dan tidak bisa lagi naik kendaraan,
apakah aku bisa berhaji untuknya ? Rasulullah menjawab :
berhajilah untuknya. Ibnu 'Abbas berkata : perempuan tersebut
adalah perempuan cantik, al Fadl-pun melihat kepadanya, ia
terpesona dengan kecantikannya, maka Rasulullah
memalingkan leher al Fadl ke arah lain". Dalam riwayat at-
Tirmidzi dari jalur 'Ali : "Perempuan itu juga melihat kepada al
Fadl, ia terpesona oleh ketampanannya, kemudian al 'Abbas
berkata : Wahai Rasulullah, kenapa engkau palingkan leher
anak pamanmu ? Rasulullah menjawab : Aku melihat seorang
pemuda dan pemudi, aku tidak menjamin selamat keduanya
dari setan", at-Turmudzi berkata : Hadits ini hasan sahih. Ibnu
'Abbas berkata : "Peristiwa ini terjadi setelah turunnya ayat
yang mewajibkan Hijab".
Dalil yang bisa diambil dari hadits ini bahwa Rasulullah
shallallahu 'alayhi wasallam tidak memerintahkan perempuan
Khats'amiyyah yang cantik ini untuk menutup mukanya.
Mungkin ada orang yang berkata : Bukankah ia sedang ihram
(pantaslah ia tidak menutup mukanya karena hal itu memang
dilarang) ! Jawabannya : Seandainya menutup muka itu wajib,
niscaya Rasulullah akan memerintahkan perempuan tersebut
untuk melambaikan kain di atas muknya tanpa menyentuh
kulit muka dengan merenggangkan (antara kain dan muka)
dengan memakai sesuatu untuk memnuhi kemaslahatan ihram
63