Page 67 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Kedua_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 67

tersebut.  Tapi  ternyata  Rasulullah  tidak  memerintahnya.  Ini
                  menunjukkan  bahwa  menutup  muka  bagi  perempuan  tidak
                  wajib  hukumnya,  tetapi  merupakan  sesuatu  yang  baik  dan
                  disunnahkan.
                         Para  ulama  juga  telah  sepakat  bahwa  perempuan
                  dimakruhkan  baginya  menutup  muka  dan  memakai  cadar
                  dalam sholat dan bahwa hal itu diharamkan saat ihram.
                         Sedangkan kewajiban menutup muka itu hanya berlaku
                  khusus  bagi  isteri-isteri  Rasulullah  shallallahu  'alayhi  wasallam
                  sebagaimana  dinyatakan  oleh  Abu  Dawud  dan  lainnya.  Al
                  Hafizh Ibnu Hajr mengatakan dalam at-Talkhish al Habir : "Abu
                  Dawud  mengatakan  :  ini  (kewjiban  menutup  muka)  hanya
                  berlaku bagi isteri-isteri Rasulullah secara khusus dengan dalil
                  hadits Fathimah binti Qays. Aku (Ibnu Hajar) mengatakan : Ini
                  adalah  pemaduan  yang  bagus,  dengan  ini  pula  al  Mundziri
                  melakukan  pemaduan  dalam  Hawasyi-nya  dan  itu  dianggap
                  baik  oleh  guru  kami". Maksud Ibnu Hajar  bahwa  sabda  Nabi
                  riwayat Abu Dawud kepada kedua isterinya :
                                                                     " هنم ابجتحا "


                  Maknanya : "Pakailah hijab darinya ".
                  Ketika  Ibnu  Ummi  Maktum  yang  buta  datang,  perintah  ini
                  adalah    khusus    bagi    isteri-isteri   Rasulullah,   karena
                  dikompromikan  dengan  hadits  Fathimah  binti  Qays  riwayat
                  Muslim  bahwa  Rasulullah  berkata  kepadanya  :  "Lakukanlah
                  'iddah di rumah Ibnu Ummi Maktum, karena dia adalah orang
                  buta,  kamu  bisa  meletakkan  pakaianmu  di  sana".  Jadi  jelas
                  dalam  hal  ini  Rasulullah  dalam  hukum  membedakan  antara
                  isterinya  dengan  yang  bukan  isterinya.  Abu  al  Qasim  al
                  'Abdari,  penulis  at-Taj  wa  al  Iklil  bisyarh  Mukhtashar  Khalil


                                                64
   62   63   64   65   66   67   68   69   70