Page 113 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 113
manusiaan tidak ada tempat pembatas. )ika batal keseluruhan
diri, jiwa, dan rasanya serta ketentuan-ketentuan Tuhan yang
telah ditetapkan, kemudian kegaiban (keadaan kosong, gaib atau
ketiadaan diri dalam arti kemakhlukan) ini berlangsung daLam
kurun waktu yang tidak terbatas, maka dia menjadi hilang atau
hapus. Kondisi demikian menjadikan dirinya tidak punya tamkin,
talwin, maqam, dan lul.Iika sifat ini selamanya integral dengan
dirinya, maka tidak ada bimbingaz (proses penyadaran) dan
pembebanan hukum (sebagai pelakuhukum). Demikian itu me-
rupakan aktivitas aktif dalam persangkaan buruk makhluk yang
hakikatnya adalah peran otoritas aktivitas aktrt Al-Haqq. Allah
Swt. berfir:man:
'a
. '"Jt -t:' filit"t|'J'rGe-i oll. t',
rFJ
{r,r:-;1(r} JL7lr i6t
"Dan englau menyanglu merela furjaga, paclalul maela tidur,
dan lami membolak-balik merekn ke samping lunan dan lcc
saffiptng kiri.' (QS. Al-Kalrfi : lE)
I8.AL-QARBU DAN AL-BU',DU
Awal tingkatan dalam glnarbz (kedekatan) adalatr kedekatan
dari sikap taat dan merfetapi semua waktu yang diisi dengan
ibadah-ibadah wajib. Adapun al-bu'du (auh) adalah kekotoran
diri sebab penentangan dan menyimpang dari ketaatan.
Trngkatan pertama al-bu'du adalah jauh dari taufik, kemudian
jauh dari hakikat, bahkan jauh dari taufik hakikatnya adalahiauh
dari hakikat (kebenaran yant maha benar). Rasulullah Saw.
bersabda tentang Al-Haqq:
'# |*; t v,6l,b. o;tit {t,+:i c
,i r.. o
4t s',#_ *,!t rururl\r:,tn'Sr J$ t':
%cd.bM.l y,
".--l