Page 215 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 215
jadikan perahu untuk Nabi Nuh a.s. sebagai tempat berteduh
dan ketenangan.
Dalarn cerita yang lain, Umar bin Khathab r.a, berjalan de-
ngan cepat. Menurut sebagian ulama, Umar r.a. mempercepat
jalannnya karena dia mempulyai kepentingan dan untuk meng-
hindari sikap sombong.
Satu malam Umar bin Abdul Aziz menulis surat yang di
sampingnya ada seorang tamu, sementara lampu hampir mati.
Tamu itu bertanya, "Apakah di sini tidak ada orant yang mem-
perbaiki lampu?"
"Tidak, sebagian dari kemuliaan tidak untuk menjadikan
tamu sebagai pelayan."
"Apakah tidak ada budak?"
"Tidak ada. Sekarang dia sedang tidur."
Setelah itu Umar mengambil wadah minyak dan menuang-
kan ke dalam lampu. Tamu itu hanya bisa melihatnya dengan
heran. Bagaimana mungkin seorant raja melakukan perbuatan
yang sepatutnya dilakukan oleh seorang pelayan.
"Mengapahal itu kau kerjakan sendiri, wahai Amirul Muk-
minin?" tanyannya
"l7ka saya pergi, saya adalah Umar dan jika saya kembali,
saya juga adalah lJmar."
Diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Krudri bahwa Rasulullah
Saw. pemah memberikan makanan kepada unta, menyapu ru-
mah, menjahit sandal, menambal pakaian, menggembala kam-
bing, makanbersama pelayan, dan menggoreng ikan. Rasulullah
Saw. tidak merasa malu membawa barang belanjaannya dari
pasar menuju ke tempat keluarganya. Beliau juga pemah bersa-
laman dengan orant kaya dan orant fakir, mengawali salam, ti-
dak meremehkan pemberian (hadrah) apabila beliau diundang,
ureskipun hanya beberapa potong roti. Beliau suka memberi
makanan, berbudi pekerti baik, berkarakter baik, pandai bergaul,
muka berseri-seri, tersenyum tanpa tertawa, berduka cita tanpa
mas€un, rendah diri tanpa merasa hina, dermawan tanpa berlebih-
lebihan, lemah lembut dan kasihan terhadap orant Islam, tidak
pernah merasakan kenyang, dan tidak pernah mengulurkan
- ,.Lto ??.La/.. ?aa *4 2Ol
"bta.t