Page 223 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 223
berbuat jahat (buruk)." (QS. Yusuf: 53)
Junaid menceritakanbahwa di suatu malam dia sedang piket
0"g.) dan mengambil bunga wama merah. Dia belum pemah
mendapatkan kenikmatan yang sekarang sedang diperolehnya.
Dia ingin tidur tapi tidak bisa, ingin duduk tapi juga tidak bisa.
Kemudian dia membuka pintu dan keluar. Trba-tiba ada seorang
laki-laki yang terbungkus dalam selimut yang terbuang di tengah
jul*. Ketika mengetahuinya, laki-laki itu mengangkat kepalanya,
kemudian berteriak memanggil, "V,lahai Abu Qasim, datanglah
kepada saya sejenak."
"Wahai Tuan, tanpa ada perjanjian."
"Tentu, saya bertanya tentang penggerak hati yang hatimu
bergerak (ir,gir,) datang kepadaku."
"Itu telah terjadi, lantas apa kepentinganmu?"
"trGpan penyakit nafsu menjadi obat?"
"Apabila engkau m.rmpu mencegah keinginannafsu, maka
penyakitnya menjadi obal."
Setelah itu dia menghadapkan dirinya pada nafsunya. Dia
mencoba berkonsentrasi sebelum kemudian mengatakan, "Wahai
nafsu, dengarkanLah! Saya telah menjawabmu dengan jawaban
ini sebanyaktujuh kali, kemudian saya menolakmu kecuali eng-
kau mau mendengarkan jawaban dari ]unaid. Saya telah mende-
ngamya. Untuk itu, pergilah dariku. Saya tidak mau tahu dan ti-
dak mau memberimu posisi."
Menurut Abu Bakar Ath-Thamatsani, kenikmatan yang ter--
besar adalah kemampuan diri untuk menghindar dari keinginan
nafsu. Ia akan menjadi penghalang yang paling kuat antara diri
hamba dan Allah. Menurut Sahal bin Abdullah, orant yang tidak
bisaberibadah padaTuhan seperti orang yangtidak mampu men-
cegah nafru dan dorongannya. Ibnu Atha'pemah ditanya tentang
sesuatu yang paling mendekati kemarahan Allah. Dia menjawab,
"Memperhatikan nafsu dan hal ihwalnya. I-ebih hebat dari itu
mengetahui tujuan aktivitasnya (nafsu)."
Ibrahim Al-Khawwash mengatakan, "Saya berada di
tLL. fuLah- Pu 9d,rl 209
"qtatat