Page 242 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 242

Beliau menjawab,' Ikatlah dan ber tawakallah."'a
                   Menurut Ibrahim Al-Khawwash,  barangsiapa yang tawa-
               kalnya benar terhadap  dirinya sendiri, maka tawakalnya  juga
              benar terhadap orang lain. Bisyr Al-Hafi  mengatakan,  "Saliah  se-
               orang dari ulama mengatakan,  'Saya bertawakal  kepada Allah
              Swt. sedang orant lain berbohong kepada-Nya. Seandainya dia
              bertawakal  kepada  Allah Swt., maka pasti dia rela terhadap  apa
              yang dikerjakan (dikehendaki)  oleh Allah Swt."
                   Yahya bin Mu'adz  pemah ditanya,  "Kapan seorang laki-laki
               dianggap bertawakal?"
                   "Apabila dia rela kepada Allah Swt. sebagai penganti."
                   Ibrahim Al-Khawwash  mengatakan,  "Suatu hari saya berja-
              lan di daerah padang pasir. Tiba-tiba ada suara memanggilku.
              Saya menoleh ke belakang, ternyata  ada orang Arab dusun se-
              dang berjalan seraya rnengatakan,  'Ya Ibrahim,  tawakal itu ada
              di hadapan kami. Oleh karena itu, tinggallah  bersama kami se-
              hingga tawakalmu  menjadi  benar. Apakah engkau tidak tahu
              bahwa  engkau  sangat berharap ingin memasuki  kota yang terda-
              pat berbagai  makanan  dan mengantarkanmu  pada pemukiman.
              Potonglah  harapan untuk tinggal di kota itu dan bertawakallah.'"

                   Ibnu Atha' pemah ditanya tentang  hakikat tawakal. Dia men-
              jawab, "Keragu-raguan  tidak akan muncul dalam dirimu yang
               menyebabkan engkau sangat susah. Oleh karena itu, engkau sela-
              Iu mernperoleh hakikat ketenangan menuju  pada kebenaran  yang
              engkau tempuh."
                   Menurut Abu Nashr As-Siraj Ath-Thusibahwa syarat tawa-
              kal sebagaimana  yang diungkapkan oleh Abu Turab An-Nakh-
              syabi adalah rnelepaskan  anggota tubuh dalam penghambaan,
              menggantungkan  hati dengan  ketuhanan, dan bersikap merasa
              cukup. Apabila dia diberikan sesuatu,  maka dia bersyukur. Apa-
              bila tidak, maka dia bersabar.  Menurut Dzun Nun Al-Mishri,  yang



                  nDi  dalam hadis ini terdapat  petunjuk yant menyatakan bahwa
              sebab  yang keberadaannya  dikarenakan adanya  perbuatan (gerak)
              anggota badan tidak akan meniadakan tawakal yang keberadaannya
              dikarenakan  adanya perbuatan  hati.


               22t  S4*la 7.//.1 71ru
                                     ".uru|
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247