Page 246 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 246

'Apakah  tawakal itu?'
                    'Berpegang  teguh kepada Allah Swt."'
                    Ibrahim Al-Khawwash  selalu mempertajam  tawakatrya. Da
               membawa  jarum, benang,  wadah air kecil, dan potongan  kain.
               Dia ditanya, "Wahai Abu Ishaq (salah satu nama panggiiannya),
               kenapa engkau  membawa ini, sedangkan  engkau  tidak memba-
               wa apa-apa?"
                    "Ini merupakan perumpamaan tawakal yang tidak akan
               rusak karena Allah Swt. memberikan bagian kepada kita. Orang
               fakir hanya membawa  satu pakaian. Terkadang  pakaian itu robek.
               Apabila  dia tidak membawa  jarum, dan benant, maka auratnya
               akan kelihatan dan salatnya akan batal. Apabila  dia tidak mem-
               bawa wadah air kecil, maka bersucinya  akan batal. Apabila eng-
               kau melihat orang fakir tanpa membawa  wadah air kecil, jarum,
               dan benang,  maka perhatikanlah  ketika dia salat."
                    Saya telah mendengar Ustaz Abu AIi Ad-Daqaq  mengata-
               karr, "TArJtul<al sifat orant mukmin, taslim sifat para wali, dan
               tafwidh sifat orang yang bersatu  dengan Allah Swt. Demikan juga
               tawakal sifat orang awam, taslim sifat orang yarrg klanrwash  (o-
               rang khusus),  dan tafioidh sifat orang yarrgkhnwwashulkluwwash
               (khususnya  khusus)." OIeh karena itu dia mengatakan,"Tawakal
               sifat para nabi, taslim sifat Nabi Ibrahim,  dan tafwidh sifat Nabi
               Muhamad Saw."
                    Abu   )a'far  Al-Haddad  mengatakan,  "Saya  pemah tinggal
               (fidup)  kurang lebih sepuluh tahun. Saya selalubertawakal.  Be-
               kerja di pasar setiap hari. Mengambil upah dan tidak pemah ma-
               suk WC. Selain itu saya selalu berkumpul dengan orant fakir di
               daerah Syuniziyah  dan selalu memperhatikan  keadaanku."
                    Hassan bin Abu Sinan  mengatakart,  "Saya telah melaksana-
               kanempat  kalihaiidengan  jalan kaki dan selalu bertwakkal. Suatu
               saat kakiku  1g1[u5uk  duri. Sai-a ingat bahwa diriku dimaksudkan
               untuk bertawakal.  Duri itu lantas saya cabut dan saya masukkan
               ke dalam tanah kemudian saya berjalan seperti sernula." Abu
               Hamzah juga pernah  mengatakan,  "Saya  merasa malu kepada
               Allah Swt. memasuki  daerah  padang pasir karena saya dalam
               keadaan kenyang.  Saya rnempercayakarr  diri bertawakal  agar
               perjalananku tidak rnembawa lrekal kenyang  yang sedang saya


               232  Szala klta*  ?l*  Tuwl
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251