Page 243 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 243
dimaksud tawakal adalah meninggalkan hal-hal yang diatur oleh
nafsu dan melepaskan diri dari daya upaya dan kekuatan. Se-
orang hamba akan selalu memperkuat ketawakalannya apabila
mengerti bahwa Allah Swt. selalu mengetahuinya dan melihat
segala sesuatu.
Abu Ja'far bin Farj mengatakart, "Saya pemah melihat se-
orang laki-laki yang mengetahui unta Aisyah karena dia sangat
cerdik. Ia dipukul dengan cambuk. Saya bertanya kepadanya,
'Dalam keadaanbagaimana sakitnya pukulan lebih mudah dike-
tahui?'Dia menjawab,'Apabila kita dipukul karena dia, maka
tentu dia mengetahuinya."'
Husin bin Manshur pemah bertanya kepada Ibrahim Al-
Khawwash, " Apa yang telah engkau kerjakan dalam perjalanan
dan meninggalkan padang pastr?"
"Saya bertawakal dengan memperbaiki diriku sendiri."
Husin bin Manshur mengatakan, "Apakah engkau telah
melenyapkan umurmu di dalam umurbatinmu?"
Menurut Abu Nashr As-Siraj Ath-Thusi, yang dimaksud ta-
wakal sebagaimana yant diungkapkan oleh Abu Bakar Ad-
Daqaq adalah menolak kehidupan pada maia sekarang dan
menghilangkan cita-cita pada masa yant akan datrng. Hd ini
sesuai dengan apa yant diungkapkan oleh Sahl bin Abdullah
bahwa yang dimaksud tawakal adalah melepaskan segala apa
yang dikehendaki dengan menyandarkan diri kepada Allah Swt.
Menurut Abu Ya'qub Ishaq An-Nahr Jauzi, yang dimaksud
tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah Swt. dengan
sebenamya sebagaimana yang terjadi pada Nabi Ibrahim di saat
Allah Swt. berfirman kepada Malaikat Jibril a.s.: lhahim telah
berpisah (bercerai) denganmu. Diriny a telah hilang bersama Allah Swt.
Oleh karena itu, tidak ada yang mengetahui orang yangbersama Allah
Swt. kecuali Allah Swt.
Dzun Nun Al-Mishri pemah ditanya oleh seseorarrg, " Apa
yang dimaksud tawakal?"
"Melepaskan hal-hal yang bersifat dipertuan5s dan
5sYang dimaksud dengan pelepasan hal-hal yang bersifat dipertuan
/aAt ?a*6a* P.& Sel,ta 229
"ulata*