Page 282 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 282

"Menegakkan  salat, memberi zakat,        Puasa  di bulan
               Ramadan,  dan haji ke Baitullah."
                   "Engkau  benar."
                   "Berilah  diriku penjelasan, apa itu Ihsan?"
                   "Beribadahlah kepada Allah Swt. seakan-akan  engkau
               melihat-Nya.  ]ika  engkau tidak dapat melihat-Nya, maka Dia
               akan melihatmu."
                   "Engkau benar," jawab Malaikat       ]ibril  a.s. kemudian
               berpamit  pergi.

                   Ustaz Syaikh mengatakan  bahwa ungkapan sabda Rasu-
               lullah Saw.  " jika engkau tidak dapat  melilut-N y a, maka Dia akan meli'
               hatmu" merupakan  isyarat tentang mur aqabahn (pengawasan).
                   Muraqabah adalah ilmu hamba untuk melihat Allah Swt.
               Sedangkan yang konsisten  terhadap  ilmu itu adalah yang ment-
               awasi (menjaga atau merasa dirinya selalu diawasi sehingga
               membentuk  sikap yang selalu awas pada hukum-hukum  Allah)
               Allah Swt. Ini merupakan  dasar tiap-tiap kebaikan.  Orang tidak
               akan sampai pada tingkatan ini kecuali setelah menyelesaikan
               pengawasan  (penjagaan). Apabila orant mengawasi  dirinya sen-
               diri terhadap  apa-apa  yang telah lampau,  memperbaiki keadaan-
               nya di saat sekarang,  maka selalu berada di jalan yang benar,
               mengadakan  kontak  baik dengan AUah Swt. sambil menjaga  hati,
               memelihara  nafas agar selalu berhubungan  dengan-Nya,  memeli-
               hara-Nya dalam  segala  hal, maka dia akan mengetahui bahwa
               Allah Swt. adalah Dzat Maha Pengawas dan Dzat Maha Dekat
               dengan hatinya. Allah Swt. mengetahui  keadaannya, melihat
               perbuatartnya,  dan mendengar  ucaptrnnya. Barangsiapa yang
               melupakan  semua itu, maka dia akan terlepas dari taraf permu-



                  uAl-Muraqabah   menurut arti k4tanya adalah kesenantiasaan  untuk
               tetap memelihara maksud, sedangkan  makna istilahnya  adalah
               keabadian memandang dengan hati pada Allah yang diposisikan
               sebagai DzalYang  selalu mengawasi  manusia  dalam segala  sikap  dan
               hukumnya. Sikap batin ini timbul dengan membangkitkan  kepekaan
               rasa pada kesenantiasaan  Allah melihat  dirinya  dalam  segala  gerak  dan
               diamnya.


               26tl  S4da  7a/ta1  '2{.r-
                                     "euryl
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287