Page 289 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 289

Saya telah mendengar Ustaz Abu Ali Ad-Daqaq  bercerita
           tentang seorant murid  yang bertanya kepada   turunya,  "Apakah
           seor€rnt hamba mengetahui  bahwa Allah Swt. rida kepadanya?"
               "Tidak.  Bagaimana  dia akan mentetahui  hal itu, padahal
           rida masalah gaib."
               "Dia mengetahui hal itu," sanggah sang murid.
               "Bagaimana  mungkin?"
               "]ika hatiku rida kepada Allah Swt., berarti  saya tahu bahwa
          Dia rida kepadaku."
               "Engkau benar,  wahai Anakku."
               Dalam satu cerita disebutkan,  Nabi Musa a.s. pemah  menga-
          takan, "Ya Tuhan, tunjulclanlah dfuifu pada perbuatan  yang  apabila
          saya kerjaknn, Englau ridakepadaku?" Allah Swt. berfirman: Englau
          tiilak akan mampu  mengerjalan lal itu. Nabi Musa a.s. menjatuhkan
          diri bersujud  dan berdoa. Setelah itu Allah Swt. menurunkan wah-
           yu: Wahai Putera lmran, Aht aknn rida apabilaEnglau  rida terlwdap
          keputusan-Ku.
               Menurut Abdurrahman  Ad-Darani,  apabila hamba mening-
          galkan syahwat maka dia adalah orangyant  rida. Menurut Ibra-
          him An-Nashr Aba&i, barangsiapa yant ingin sampai ke tempat
          rida, maka kerjakanlah apa-apa yang telatr dijadikan Allah Swt.
          rida. Menurut  Abdullah bin Khafif,  rida terbagi menjadi dua, yaitu
          rida dengan-Nya dan rida kepada-Nya. Yang dimaksud  rida de-
          ngan-Nya adalah memikirkan  dan merenungkan-Nya,  sedang
          yang dimaksud  rida kepada-Nya adalah melaksanakan  apa-apa
          yang diputuskan.

               Saya telah mendengar Ustaz Abu Ali Ad-Daqaq  mengata-
          kan, "]alan orang yant menempuh menuju Allah Swt. lebih pan-
          jang, yakni jalan latihan, sedang jalan orant yant waspada lebih
          dekat, tefapi lebih sulit, yakni mengerjakan  dengan rida dan rida
          dengan  keputusan."
               Menurut  Ruwaim,  yang dimaksud rida adalah  seandainya
          AUah Swt. menjadikan  neraka  Jahannam    di sebelah kanannya,
          dia (orang yang rida) tidak akan memohon  agar neraka  )ahannam
          itu dipindah ke sebelah kiri. Menurut  Abu Bakar bin Thahia  yang
          dimaksud rida adalah  menghilangkan  kebencian di dalarn  hati,

                                             ***  futaA:  fu1 9ll    275
                                      "tga*
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294