Page 290 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 290

sehingga  tak sedikit  pun tertinggal  di dalamnya  kecuali  kebaha-
               giaan dan kesenantan. Menurut  Muhammad  Al-Wasithi rida ha-
               rus dikerjakan berdasarkan kemampuan.  Rida tidak dapat dipak-
               sakan untuk dikerjakan karena akan menjadi penghalang  den6an
               tidak mendapatkan kenikmatan dan tidak dapat melihat hakikat
               sesuatu yang dipandang.  Perlu diketahui bahwa ungkapan Al-
               Wasithi  adalah urusan yang besar yang di dalamnya terkandung
               pernyataan untuk memutuskan orant-orang secara  samar. Oleh
               karena itu, tenang  menghadapi  berbagai keadaan di hadapan
               me re ka me rupakan  pengha lang dari perubahan berbagai  keadaan
               yang lain. Barangsiapa yant menikmati  rida dan menemukan
               bau harumnya,  maka dia akan terhalang  dengan  keadaannya
               sendiri yang mengakibatkan  jauh dari Allah Swt. Al-Wasithi juga
               menegaskan,  "Thkutlah  pada manisnyataat karena ia akan menja-
               di racun yang dapat membunuh."  Menurut  Abu Abdullah bin
               Khafil yang dimaksud  rida adalah tenangnya  hati menerima
               hukum-hukum Allah Swt. dan kesepakatannya terhadap sesuatu
               yang Allah Swt. rida serta memilihnya sebagai petantan.
                    Rabi'ah Al-'Adawiyah  pemah ditanya, "Kapanhamba  dise-
               but orang yang rida?" Dia menjawab,"  Apabila dia senant ketika
               mendapatkan  musibah,  sebagimana  dia senang ketika menda-
               patkan kenikmatan."  Menurut satu cerita, Syibli pemah mengata-
               kan di depan  Junaid,   "Trdak ada daya upaya dan kekuatan kecuali
               dengan  pertolongan Allah Swt. Yang Maha Tinggi dan Maha
               Agung."  Junaid  mengatakan, "Llcapanmu  itu adalah ucaplrn  o-
               rant yant sempit hati. Orang yang sempit hatinya akan mening-
               galkan rida karena ada keputusan."  Setelah itu Syibli diam.
                    Abu Sulaiman  berpendapat, yang dimaksud  rida adalah
               j*g*  memohon kepada  Allah Swt. untuk mendapatkan surga
               dan jangan pula mohon.perlindungan kepada-Nya agar terhindar
               dari neraka. Menurut Dzun Nun, tanda-tanda  rida ada tiga. Per-
               tama, meninggalkan  ikhtiyar (usaha, pilihan) sebelum keputusan.
               Kedua,  menghilangkan  kepahitan  sebelum keputusan. Ketiga,
               cinta apabila  mendapatkan cobaan.
                    Pernah dikatakan kepada Husain bin Ali bin Abu Thalib
               bahwa Abu Dzar mengatakan, "Fakir lebih dicintai bagi diriku
               daripada  kaya dan sakit lebih dicintai  bagi diriku daripada  sehat,"
               Husain mengatakan,  "Mudah-mudahan  Allah Swt. memberikan

               276  Swla  Ka//a-   qe
                                     "a&el
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295