Page 329 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 329
kah engkau tahu bahwa Dia Dzat Yang Maha Pengasih?" Lalu
dijawab, "Benar, semenjak saya mengetahuisifat kasih sayang-
Nya, saya tidak lagi meminta-Nya supaya mengasihi saya. Maqam
kemerdekaan adalah amat mulia."
Abul Abbas As-Sayyari berkata, "Seandainya salat tanpa
bacaan Al-Quran sah, maka sah juga gubahan syair ini:
say a mengangan-anganknn suatu kondisi
berada dalam suatu znman
yang engkau melihnt dua biji mata saya
adalah lcemerdekaan yang terbit
Banyak pendapat para turu sufi tentang makna kemerde-
kaan. Di antaranya Husin bin Manshur yang mengatakan, "Ba-
rangsiapa menghendaki kemerdekaan, maka terus-meneruslah
dalam penghambaan (pada Allah)." Imam Al-Junaid ditanya ten-
tang orang yang tidak terpengaruh oleh dunia kecuali seukuran
isapan satu biji-bijian terkecil, lalu dijawab, "Seorang budak juga
tidak telpengaruh oleh keberadaan dirham. Sesungguhnya kamu
tidak akan sampai pada makna kemerdekaan, sementara hakikat
penghambaan yant menjadi tanggunganmu masih tersisa
(terpengaruh oleh kepentingan). "
Bisyr Al-FIafi berkata, "Barangsiapa ingin merasakan kele-
zatarr makanan kebebasan dan terbebas dari perbudakan, maka
sucikanlah rahasia yang berada di antara dirinya dan Allah." Hu-
sin Al-Manshur juga pemah mengatakan, "J'tl<a seorang harnba
mengambil hak beberapa maqam penghambacul secara keseluruh-
an yang menjadikannya bebas dari kepayahan penghambaan,
maka ukirlah (kerjakan) fungsi penghambaan dengan tanpa
tekanan dan beban. Itu adalah maqam para nabi dan orang-orang
yang ahli kebenaran (shiddiqin). Artinya, menjadi orang yang ter-
bebani yang tidak merasa terbebani dan hatinya tidak diliputi
rasa berat (karena penghambaan pada Allah), meski hukum-
hukum syarak pada kenyataannya membebaninya demikian."
Manshur Al-Faqih membacakan syair kepada kami:
tidaklah tersisa pada diri manusia
kebebasan dan tidak juga pada jin
telah berlalu kebebasan dua golongan
ht:* Pc*tb: fur. S.lta 315
"t4*t