Page 540 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 540

karena itu, Al-Asfarayaini berkata,  "P ar a wali mempunyai  kara-
               mah yang menyerupai  keterkabulan doa.l Sedangkan  bentuk
               mukjizat yang dimiliki para wali itu bukan kepunyaan  para wali."
                    Menurut Imam Abu Bakar bin Furak, mu$izat merupakan
               algumentasi  kebenaran. Apabila orang yang mempunyai  mukji-
               zat mengaku sebagai  nabi, maka mu$izat dapat dijadikan  a{Bu-
               mentasi untuk membenarkan  ucapannya. Apabila orant yant
               mempunyai mu$izat  menunjukkan kewalian,  maka mukj izat d^-
               pat dijadikan argumen untuk membenarkan keadaannya.  Yang
               terakhir ini disehut karamah.
                    Abu Bakar Al-Furak  juga berpendapat,  perbedaan antara
               mu$izat dan karamah terletak  pada keberadaan para nabi yang
               diperintah untuk merealisasikannya,  sedang wali diwajibkan me-
               nutup dan menyembunyikannya.  Nabi Muhammad  Saw. men-
               dakwakan  hal itu, tetapi beliau memutuskan  sabdanya, sedang
               wali tidak mendakwakan  dan tidak memutuskan  karamatrnya.
               FIal itu mungkin  terjadi dengan berulang-ulang.
                    Di dalam tulisan yang tidak diedarkan,  AlQadhi  Abu Bakar
               Al-Asy'ari  pada masa hidupnya mengintegrasikan batrwa muk-
               jizat hanya dikhususkan  kepada para nabi, sedang  karamah di-
               khususkan pada para wali, sebagaimana yang terjadi pada para
               nabi. Mukjizat  tidak mungkin terjadi padapara  wali karena syarat
               mukjizat harus mendakwakan  kenabian.  Mukjizat tidak akan
               tampak  dengan  sendiriny+ tetapi diperoleh dengan berbagai sifat.
               Apabila salah satu syaratnya tidak dipenuhi, maka ia tidak dapat
               dinamakan mukjizat.  Salah satu syaratnya adalah  mendakwakan
               kenabian. Wali tidak boleh mendakwakan kenabian. Oleh karena
               itu, sesuatu  yang diperoleh  para wali bukanlah mukjizat. Penda-
               pat ini yang perlu kita jadikan  sandaran  (pegangan).
                    Kebanyakan  syarat mukjizat  terdapat di dalam karamah
               kecuali  syarat yang satu ini. Karamah  merupakanaktivitas  yang
               harus terladi, tetapi tidak harus terkhususkan  kepada satu
               orzrng/ yaitu bertolak belakang  dengan adat dan akan terrealisir
               (nampak) di saat pemaksaan. Apabila  hamba mendapatkan hal
               itu, maka dia mendapatkan keistmewaan  dan keutamaan.  Muk-

                   lMenyerupai   jawaban doa seperti pemberitahuan mengeruri keda-
                tangan Taid dari kepergiarurya  dan kesehatarurya  dari sakikrya.

                526 *aaa K.fb ?1a..
                                      "...x1
   535   536   537   538   539   540   541   542   543   544   545