Page 112 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 112

H a d i t s   J i b r i l  | 95

                    Adapun  firman  Allah  dalam  QS.  Yusuf:  24  tidak
                boleh  dipahami  bahwa  Nabi  Yusuf  memiliki  keinginan
                untuk berbuat zina. Ayat tersebut ialah:

                                                        َّ
                      )    ٕٗ ْ:فسوي(  ِ ٍٓ َ ْ ْ وبر ْ  ْ ناىر ب ْ ىَأر َ  ْ  ْ ْ نَ أ ْ  ْوَ  َ ِ ْ إُ ْ َ لا ل  ْ مىو  ِِ ْ ْ وب ْ  ْ تََّ ْ هَ  ْ دقَ لو َ
                                                                   ْ َ
                                                               ْ
                                       َ َُْ
                                                   ْ
                                                          َ َ
                    Ayat  ini  memiliki  beberapa  penafsiran  sebagaiman
                telah  disebutkan  oleh  para  ulama  ahli  tafsir  sendiri.  Di
                antaranya  ialah  bahwa  kalimat  jawab  dari  lafazh  “Law
                La…”  dibuang  (mahdzuf).  Ini  ditunjukan  oleh  lafazh
                sebelumnya,  yaitu  lafazh  “Hamma  Biha”.  Kemungkinan
                tujuan  kalimat  (Taqdir  al-Kalam) tersebut adalah “Law La
                An Ra‟a Burhana Rabbih Hamma Biha”.


                    Jelasnya  ialah,  bahwa  Zalikha  saat  itu  benar-benar
                ingin  berbuat  zina  dengan  Nabi  Yusuf.  Sedangkan  Nabi
                Yusuf, kalau saja beliau tidak mendapatkan petunjuk dari
                Tuhannya  bahwa  ia  akan  menjadi  seorang  Nabi,  dan
                bahwa  seorang  Nabi  itu  pasti  terjaga  dari  berbuat  zina,
                maka  dia  akan  memiliki  keinginan  yang  sama  untuk
                berbuat  zina.  Dan pada kenyataannya bahwa Nabi Yusuf
                telah  mendapatkan  petunjuk  dari  Tuhannya,  sehingga
                beliau  sama  sekali  tidak  memiliki  keinginan  untuk
                berbuat zina, terlebih lagi melakukannya.


                    Penafsiran  lainnya  menyebutkan  bahwa  lafazh
                “Hamma  Biha”  artinya  “Hamma  Bi  Daf‟iha”.  Maksudnya
                ialah  bahwa  saat  Zalikha  hendak  merangkul  Nabi  Yusuf
                dari  arah  depannya,  Nabi  Yusuf  memiliki  keinginan
                untuk  mendorongnya.  Namun  Nabi  Yusuf  melihat
                petunjuk  dari  Tuhannya  untuk  tidak  melakukan  hal
                tersebut.  Karena  apa  bila  beliau  melakukan  itu  dan
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117