Page 109 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 109
92 | H a d i t s J i b r i l
“Dan Adam telah berbuat maksiat kepada
Tuhannya”. (QS. Thaha: 121)
Yang dimaksud “maksiat” dalam ayat ini bukan sebagai dosa
besar, juga bukan merupakan dosa kecil yang mengandung
kehinaan dan kekeruhan jiwa. Melainkan hanya dosa kecil
saja, yang hal itu sama sekali tidak mengandung kerendahan
dan kekeruahan jiwa.
Selain memiliki sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil
sebagaimana telah diuraikan di atas, para Nabi juga memiliki
sifat Ja‟iz. Yaitu sifat-sifat yang terjadi pada diri umumnya
manusia yang hal tersebut sama sekali tidak merendahkan
derajat kenabian, seperti makan, minum, tidur, sakit dengan
penyakit yang tidak menyebabkan orang lain menjauh dan
menyingkir, pingsan yang disebabkan rasa sakit, dan
meninggal. Termasuk kemungkinan buta beberapa saat;
artinya tidak selamanya dan bukan buta sebagai bawaan dari
lahir, seperti buta beberapa saat yang terjadi pada diri Nabi
Ya‟qub, yang kemudian beliau dapat melihat normal kembali
seperti sediakala.
f. Beberapa Cerita Dusta Tetang Sebagian Nabi
Berikut ini akan diuraikan beberapa cerita dusta
sekitar para Nabi yang sama sekali cerita tersebut tidak
berdasar. Cerita-cerita ini bertentangan dengan penjelasan
sifat-sifat para Nabi yang telah kita jelaskan di atas:
1. Cerita dusta tentang Nabi Ibrahim. Cerita ini
menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim sebelum diangkat
menjadi Nabi pernah ragu-ragu akan adanya Allah
beberapa saat lamanya. Dia menyembah bintang,