Page 106 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 106

H a d i t s   J i b r i l  | 89

            terpuji  dan  budi  pekerti  yang  mulia.  Dalam al-Qur‟an Allah
            berfirman:

                                                   ِ
                                                                  ًّ
                                                                   ُ
                                    )    ٛٙ ْ:ماعنلأا  ْ (  ْ يمَ لاعْ  ىَ ْ لا  َ ْ لع  انْ لَّضف ْ ْ لاكو َ
                                                             َ َ
                                                 َ
                                                     َ
                  “…  dan  kepada  masing-masing  (para  Nabi  itu)
                  Kami  (Allah)  lebihkan  derajat  mereka  di  atas
                  sekalian alam”. (QS. al-An‟am: 86).

                    Di antara sifat-sifat terpuji yang ada pada diri mereka
            adalah jujur (as-Sidq), mustahil pada diri mereka terdapat sifat
            dusta  (al-Kidzb).  Nabi  Muhammad  misalkan,  sebelum
            diangkat  menjadi  Nabi,  beliau  sudah  terkenal  di  kalangan
            penduduk  Mekah  sebagai  orang  yang  jujur  dan  terpercaya
            (ash-Shadiq  al-Amin).  Kejujuran  beliau  ini  diakui  oleh  setiap
            orang yang beriman kepadanya, dan bahkan juga diakui oleh
            orang-orang kafir yang sangat memusuhinya.

                    Para  Nabi  juga  memiliki  sifat  cerdas  (al-fathanah).
            Mustahil pada diri mereka terdapat sifat bodoh dan bebal (al-
            Ghabawah).  Karena  seandainya  para  Nabi  sebagai  orang-
            orang  bebal  dan  bodoh  maka  umat  yang  merupakan obyek
            dakwah  mereka  tidak  akan  pernah  menerima,  bahkan  akan
            menyingkir.  Para  Nabi  juga  memiliki  sifat  amanah.  Artinya
            bahwa  mereka  adalah  orang-orang  yang  sangat  dipercaya.
            Mustahil pada diri mereka terdapat sifat khianat. Mereka juga
            memiliki  sifat  Shiyanah  dan  „Iffah,  artinya  terjaga  dari  segala
            perbuatan  tercela.  Mustahil  mereka  memiliki  sifat  Radzalah,
            yaitu  sifat  yang  menjadikan  seseorang  berbuat  tercela  dan
            tidak  senonoh,  seperti  mencuri-curi  pandang  terhadap
            perempuan  yang  bukan  mahramnya,  atau  mencuri  sebiji
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111