Page 200 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 200

H a d i t s   J i b r i l  | 183

                  selain  agama  Islam”.  (Dikutip  oleh  al-Imam  al-
                  Hafizh Ibn Hajar al-Asqlani dalam Fath al-Bari, j.
                  12, h. 301-302).

                  Syekh  Abdullah  ibn  al-Husain  ibn  Thahir  al-Hadlrami
            (w  1272  H)  dalam  kitab  Sullam  at-Taufiq  Ila  Mahabbah
            Allah „Ala at-Tahqiq,  berkata:

                  ْوُ لطبيوْهدسفيْامعْونوصوْوملاسإُْ ظفحْملسمْلكْىلعْبجت
                               َّ ُ
                  ُ
                                  ُ
                  ْنامزلاْاذىْفْر ثكْدقوْلىاعتْللابْذايعلاوْةدرلاْوىوْوعطقيو
                                                      ُ
                               ُ
                                                              ُُ
                                                       ّ
                               َ
                  ْمهجر ُ تٌُْ ظافلأْمهضعبْنمْجرًُْوَّنإْتىحْملاكلاْفْلىاستلا
                                             ُ
                                                              ُ
                         ىا"ارفكْونوكْنعْلاضفْابنذْكلذْنور يْلاوْملاسلإاْنع
                                                   َ
                                      ً
                                            ً
                                                     ََْ
                           ً
                  “Wajib  atas  setiap  orang  muslim  menjaga
                  Islamnya,  dan  memeliharanya  dari  segala perkara
                  yang  dapat  merusaknya,  membatalkannya,  dan
                  memutuskannya;  yaitu  riddah  --semoga  kita
                  dilindungi  oleh  Allah  darinya--.  Dan  sungguh  di
                  zaman  sekarang  ini  telah  banyak  orang  yang
                  menganggap  remeh  dalam  berkata-kata  hingga
                  telah keluar dari sebagian mereka kata-kata ْyang
                  telah  mengeluarkan  mereka  dari Islam. Ironisnya,
                  mereka  tidak  menganggap  hal  itu  sebagai  dosa,
                  terlebih menganggapnya  sebagai kekufuran”.

                  Al-Imam  al-Hafizh  Abdullah  ibn  Muhammad  al-Harari
            (w  1429  H),  dalam  kitab  Mukhtashar  Sullam  at-Taufiq, h. 14,
            berkata:
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205