Page 225 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 225
208 | H a d i t s J i b r i l
orang seperti ini tidak dapat dimaafkan, ia tetap
dihukumi telah menjadi kafir. Demikian inilah yang telah
dinyatakan oleh al-Imam al-Qadli „Iyadl, Ibn Hajar al-
Haitami, dan berbagai ulama lainnya dari ulama
madzhab Hanafi.
b. Ucapan kufur yang jelas (sharih) tidak dapat menerima
takwil. Salah seorang ulama terkemuka dalam madzhab
Maliki; yaitu Syekh Hubaib ibn Rabi‟ berkata:
ىا"لبقيْلاْحارصْظفلْفْليوأتلاْءاعدا
“Mengaku-aku adanya takwil dalam dalam
ucapan yang jelas dan nyata (sharih) maka
pengakuannya tersebut tidak dapat diterima”.
(Perkataan Syekh Hubaib ini dikutip oleh al-
Imam al-Qadli „Iyadl dalam kitab asy-Syifa Bi
Ta‟rif Huquq al-musthafa, j. 2, h. 217).
Imam al-Haramain Abd al-Malik al-Juwaini (w 478 H), -
-sebagaimana dikutip dalam kitab Nihayah al-muhtaj, j.
7, h. 414--, berkata:
ْرمضأْونأْمعزوْةدرلاْةملكبْقطنْنمْنأْىلعْنويلوصلأاْقفتا
ىا"ْانطابوْارىاظْرفكْةيروت
ّ
“Para ulama ahli Ushul telah sepakat bahwa apa
bila ada seorang berkata-kata kufur (yang jelas),
walaupun ia mengaku bahwa kata-katanya
tersebut mengandung makna lain yang jauh
(Tauriyah) maka orang tersebut dikafirkan secara
zahir dan batin”.