Page 220 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 220
H a d i t s J i b r i l | 203
mengingkari itu (artinya; sekali hatinya tidak
berniat keluar dari Islam)”.
Syekh Muhammad ibn Umar Nawawi al-Jawi al-
Bantani (w 1316 H) dalam kitab tafsir yang dikenal dengan
at-Tafsir al-Munir atau dikenal dengan Tafsir Marah Labid,
menuliskan:
ْ وُ لمعْ َ طبحْدق فْ ِ نٰ ٌِلإٱبْرفْكيْنمو
ْعئارشبْرفكيْنموْيأ ) ْ ُ َ َ ِ َ ْ ََ َ ِ ْ َ ََ (
ُ
ْلىإْ داعْ ءاوسْ لحاصلاْ ولمعْ باوثْ لطبْ دقفْ وفيلاكتبوْ للا
ْ ىا"ْلاوأْملاسلإا
ً
“Firman Allah:
ِ
ِ
٘ ) ْ ْ:ةدئاهدا(ْوُ لمعْ َ طبحْدق فِْ نٰ ٌِلإٱبْرفْكيْنمو
ُ
ْ ََ َ
ُ َ َ
ْ َ ََ
َ
“Barangsiapa kufur dengan keimanan maka
menjadi sia-sialah amalannya” (QS. Al-Ma‟idah:
5). Artinya, bahwa seorang yang kafir kepada
syari‟at-syari‟at Allah dan kafir kepada ajaran-
ajaran-Nya (hukum-hukum-Nya) maka manjadi
sia-sia seluruh amal salehnya, sama halnya setelah
itu ia kembali kepada Islam atau tidak”.
d. Penjelasan Riddah Dari Ulama Madzhab
Hanbali
Syekh Muwaffaquddin Abdullah ibn Ahmad ibn
Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali (w 620 H), dalam kitab al-
Mughni, h. 307, berkata: