Page 222 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 222
H a d i t s J i b r i l | 205
yang nyata sebagai perkara-perkara haram dan
telah disepakati tentang keharamannya; maka jika
karena (benar-benar) bodoh maka harus
diajarkan kepadanya, namun jika ia telah tahu
maka ia menjadi kafir”.
Syekh Manshur ibn Idris al-Buhuti, salah seorang ahli
fiqih terkemuka dalam madzhab Hanbali (w 1051 H), dalam
kitab Syarh Muntaha al-Iradat, j. 3, h. 386 H, berkata:
ْ ْفْ) ى ْ ٔٓ٘ٔ ْت(ْتوهبلاْسيردإْنبْروصنمْيلبنمحاْويقفلاْلاقو
ْمكحْبابْ":وصنْامْ، ْ ٖٛٙ ٖ / جْ،تادارلإاْىهتنمْحرشْباتك
ْداقتعاْوأْقطنب ْ ازيٌشْولوْرفكْنمْاعرشو ْ ،عجارلاْةغلْوىو ْ ْ ،دترهدا
ىا"ْوملاسإْدعبْلازاىْناكْولوْاعوطْكشْوأْلعفْوأ
“Bab hukum seorang murtad. Murtad dalam
makna bahasa adalah seorang yang kembali (dari
Islam). Dan menurut syari‟at adalah seorang yang
menjadi kafir; walaupun ia seorang yang berumur
mumayyiz, yang kekufurannya tersebut terjadi
karena kata-kata, keyakinan (rusak), perbuatan,
atau karena ia ragu-ragu; yang itu semua terjadi
tanpa adanya paksaan, walaupun itu semua terjadi
pada dirinya dan dia dalam keadaan bercanda;
(maka ia menjadi kafir) setelah ia dalam Islam”.
Dalam kitab Kasy-syaf al-Qina‟ „An Matn al-Iqna‟, j. 6,
h. 178, Syekh al-Buhuti berkata: