Page 31 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 31
14 | H a d i t s J i b r i l
menjawab pertanyaan dua malaikat tersebut mencukupkan
dengan berkata ”Allah Rabbi”, tidak kemudian diikutkan
dengan ”Allah Ilahi”. Dan malaikat Munkar dan Nakir tidak
membantah jawaban orang mukmin tersebut dengan
mengatakan: ”Kamu hanya mentauhidkan tauhid rububiyyah
saja, kamu tidak mentauhidkan tauhid uluhiyyah!”. Inilah
pemahaman yang dimaksud dalam hadits Nabi tentang
pertanyaan dua malaikat dan jawaban seorang mukmin
dikuburnya kelak. Dengan demikian kata ”Rabb” sama saja
dengan ”Ilah”, demikian pula ”tauhid uluhiyyah” sama saja
dengan ”tauhid rububiyyah”. Dalam kitab Mishbah al-Anam,
pada fasal ke dua, karya al-Imam Alawi ibn Ahmad al-
Haddad, tertulis sebagai berikut:
”Tauhid uluhiyyah masuk dalam pengertian
tauhid rububiyyah dengan dalil bahwa Allah telah
mengambil janji (mitsaq) dari seluruh manusia
anak cucu Adam dengan firman-Nya “Alastu Bi
Rabbikum?”, ayat ini tidak kemudian diikutkan
dengan “Alastu Bi Ilahikum?”. Artinya Allah
mencukupkannya dengan tauhid rububiyyah.
Karena sesungguhya sudah secara otomatis
bahwa seorang yang mengakui ”rububiyyah” bagi
Allah maka berarti ia juga mengakui ”uluhiyyah”
bagi-Nya. Karena makna ”Rabb” itu sama dengan
makna ”Ilah”. Dan karena itu pula dalam hadits
diriwayatkan bahwa dua malaikat di kubur kelak
akan bertanya dengan mengatakan ”Man
Rabbuka?”, tidak kemudian ditambahkan dengan
”Man Ilahuka?”. Dengan demikian sangat jelas
bahwa makna tauhid rububiyyah tercakup dalam
makna tauhid uluhiyyah.