Page 51 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 51
34 | H a d i t s J i b r i l
Muhaddits al-Mu‟arrikh Muhammad ibn Thulun
al-Hanafi, dan disetujuinya) .
12
Al-Hafizh al-Muhaddits Abu Bakr al-Bayhaqi setelah
mengutip hadits ini menuliskan sebagai berikut:
ْنعْناكهداْيفنْلىإٌْ ةراشإْثيدمحاْاذىْرخاءْفْيورْيذلاو
َ ُ
ْللاْنمْدعبلاوْبرقلاْفْوهفْناكْامنيأْدبعلاْنأوْ،لىاعتْللا
ْلافْنطابلاْ،ةلدلأابْوكاردإْحصيفْرىاظلاْونأوْ،ءاوسْ لىاعت
ناكمْفْنوكلابْوكاردإْحصي
“Redaksi yang diriwayatkan dalam akhir hadits
ini adalah sebagai isyarat kepada penafian tempat
dan arah dari Allah. Sesungguhnya jarak “jauh”
atau “dekat” bagi seorang hamba semua itu bagi
Allah sama saja (artinya bahwa Allah tidak terikat
jarak dan arah). Dia Allah azh-Zhahir (yang segala
sesuatu merupakan tanda-tanda bagi keberadaan-
Nya) dengan demikian tanda-tanda keberadaan
Allah dapat kita raih dengan adanya bukti-bukti,
lalu Dia Allah al Bathin (yang tidak dapat diraih
oleh akal pikiran) dengan demikian tidak benar
(tidak diterima oleh akal sehat) jika disimpulkan
13
bahwa Allah berada pada tempat dan arah” .
Demikian pula Abu Bakr ibn al-Arabi al-Maliki
dalam Syarh Sunan at-Tirmidzi menjadikan hadits
ini sebagai bukti bahwa Allah ada tanpa tempat
12 Asy-Syadzarah Fi al-Ahadits al-Musytahirah, j. 2, h. 72
13 Al-Asma‟ Wa ash-Shifat; Bab Ma Ja‟a Fi al-Arsy Wa al-Kursiy, h. 400