Page 87 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 87
70 | H a d i t s J i b r i l
Kedua: al-Qur‟an dalam pengertian Kalam Allah ad-
Dzati. Artinya dalam pengertian salah satu sifat Allah yang
wajib kita yakini, yaitu sifat al-Kalam. Sifat Kalam Allah ini,
sebagaimana seluruh sifat-sifat Allah lainnya, tidak
menyerupai makhluk-Nya. Sifat Kalam Allah tanpa
permulaan dan tanpa penghabisan, serta tidak menyerupai
sifat kalam yang ada pada makhluk. Sifat kalam pada
makhluk berupa huruf-huruf, suara dan bahasa. Adapun
Kalam Allah bukan huruf, bukan suara dan bukan bahasa.
Al-Qur‟an dalam pengertian pertama (al-Lafzh al-
Munazzal) maka ia adalah makhluk. Dan al-Qur‟an dalam
pengertian yang kedua (al-Kalam adz-Dzati) maka jelas ia
bukan makhluk. Namun demikian, al-Qur‟an baik dalam
pengertian pertama maupun dalam pengertian kedua tetap
disebut “Kalam Allah”. Kita tidak boleh mengucapkan
secara mutlak; “al-Qur‟an Makhluk”. Sebab pengertian al-
Qur‟an ada dua; dalam pengertian al-Lafzh al-Munazzal dan
dalam pengertian al-Kalam adz-Dzati, sebagaimana di atas.
Al-Qur‟an dalam pengertian pertama adalah sebagai
ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati. Maka al-Qur‟an
yang berupa kitab yang kita baca dan kita hafalkan, tersusun
dari huruf-huruf, dan dalam bentuk bahasa Arab, bukan
sebagai Kalam Allah al-Dzati (sifat Kalam Allah), melainkan
kitab tersebut adalah ungkapan („Ibarah) dari Kalam Allah al-
Dzati yang bukan suara, bukan huruf-huruf, dan bukan
bahasa.
Sebagai pendekatan, apabila kita menulis lafazh
“Allah” di papan tulis, maka hal itu bukan berarti bahwa
“Allah” yang berupa tulisan itu Tuhan yang kita sembah.