Page 13 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Keempat_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 13
digabungkan atau dicampuradukkan antara keduanya
dan bahwa agama yang bathil harus ditinggalkan.
Sedangkan firman Allah:
) 24 :أبس ةريس( ﴾ ينبم ل٘ض في وأ ىده ٌلعل مكاُإ وأ انإو ﴿
Maknanya: "...Dan sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran
atau dalam kesesatan yang nyata". (Q.S. Saba': 24)
Tidak berarti meragukan bahwa Islam benar atau
tidak, tetapi menyampaikan kemungkinan yang ada;
bahwa pasti di antara kita ada yang benar dan ada yang
sesat. Orang yang menyembah Allah saja ia berada pada
kebenaran, dan orang yang menyembah selain Allah,
benda padat atau selainnya adalah jelas orang yang sesat.
Bahkan menurut Abu 'Ubaidah Aw (وأ) pada ayat ini
bermakna Wa (و); dan. Gaya bahasa semacam ini disebut
dalam ilmu bahasa dengan al-Laff wa an-Nasyr. Jadi
yang dimaksud "Kami berada dalam kebenaran dan
kalian dalam kesesatan yang nyata", demikian dijelaskan
oleh pakar tafsir Abu Hayyan dalam al Bahr al Muhith.
II. Kekufuran
A. Konsep Keimanan dalam Islam
Ketika al Qur'an memerintahkan manusia untuk
beriman kepada Allah, al Qur'an sekaligus menjelaskan
konsep (cara) beriman kepada Allah tersebut. Konsep
inilah yang membedakan cara beriman seorang muslim
kepada Allah
9