Page 66 - Masa-il-Diniyyah-Buku-Keempat_Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 66
penghasilan tersebut, dan ini berulang secara rutin
setiap bulannya.
Bukankah sangat mungkin bahwa penghasilan-
penghasilan tersebut akan habis untuk keperluan
hidup sehari-hari atau untuk keperluan tidak terduga
seperti karena sakit parah dan semacamnya.
Bukankah Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam
telah bersabda:
ملسم هاور " ةقدص هسرف ٗو هدبع في ملسلما ٌلع سِل "
Maknanya: "Tidak ada zakat atas orang muslim
terhadap hamba sahaya dan kudanya" (H.R. Muslim)
Imam an-Nawawi mengomentari hadits ini:
اوِف ةاكز ٗ ةِنقلا لايمأ نأ في لصأ ثُدلحا اذه
"Hadits ini adalah dalil bahwa harta qinyah (harta
yang digunakan untuk keperluan pemakaian, bukan
untuk dikembangkan) tidak dikenakan zakat". (lihat:
Syarh Shahih Muslim, Jilid III, Juz VII, h. 61)
Biasanya para pengikut pendapat ini
mengatakan: "Jika zakat penghasilan ditiadakan,
enak sekali para professional tersebut. Sementara
petani yang tidak seberapa penghasilan sawahnya
dikenakan kewajiban zakat sedangkan mereka yang
berdasi dan berjuta-juta penghasilannya tidak
dikenai kewajiban zakat ?!!". Jawabannya adalah:
Pertama: Ini adalah logika yang salah. Dikatakan
kepada mereka: Sebagaimana dalam zakat maal,
hanya ternak khusus, emas dan perak, tanaman
62