Page 20 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 20
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 18
daun-daun kurma yang kasar, dan berbagai sifat zuhud lainnya.
Padahal beliau adalah makhluk Allah yang paling dicintai oleh-Nya
dan paling dimuliakan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan ketika sahabat Umar ibn
al-Khaththab masuk ke rumah Rasulullah, ia mendapati Rasulullah
baru bangun dari tidur, sementara pada bahunya terdapat bekas
dari tikar kasar yang ia jadikan alas dalam tidurnya tersebut.
Melihat kondisi ini sahabat Umar menangis. Ketika ditanya oleh
Rasulullah apa yang membuatnya menangis, sahabat Umar
menjawab: “Saya teringat Kaisar Romawi dengan kemewahan
kerajaannya, Hurmuz dengan kebesaran kerajaannya, serta raja
Habasyah dan kebesaran kerajaannya, sementara engkau yang
padahal utusan Allah, namun hanya tidur di atas tikar yang terbuat
dari daun kurma yang kasar…!”. Rasulullah menjawab: “Tidakkah
engkau ridla bahwa mereka memiliki dunia, sementara kita
memiliki akhirat?!”. (HR. Ibn al-Mundzir dari sahabat ‘Ikrimah).
Praktek hidup zuhud semacam ini juga telah ditradisikan
oleh para nabi terdahulu sebelum Rasulullah. Hampir keseluruhan
para nabi Allah adalah orang-orang fakir yang tidak menyentuh
kesenangan duniawi. Nabi Isa misalkan, sebagaimana diriwayatkan
dari al-Hasan al-Bashri, beliau berpakaian dengan hanya selembar
kain wol kasar, makan dari daun-daunan atau sayur-sayuran tanpa
dimasak, dan tidur di malam hari di tempat manapun ketika ia
bertemu malam karena tidak memiliki tempat tinggal. Seluruh
hidupnya ia habiskan untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain
untuk dakwah kepada umatnya agar mereka mentauhidkan Allah.
Karena inilah nabi ‘Isa digelar dengan nama al-Masîh; yang berarti
banyak melakukan perjalanan.