Page 19 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 19
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 17
“Dan adapun orang yang takut akan tuhannya dan ia
mencegah diri dari hawa nafsunya maka surga adalah tempat
kembalinya”. (QS. an-Nâzi’ât: 40-41)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah berpesan kepada sahabat Mu’adz
ibn Jabal:
ِ
ِ
ِِ
ِ
)نيار بّ طلا هاور( يْمع ن تمْ لبا اوسيَ ل الله دابع نإف مُْ ع ن تلاو َ كيَإ
ّ َ َّ
ّ ََ ُ َ َْ ّ ََ
ُْ ْ
َ ّ
َ َ
ُ
َ
“Hindarilah olehmu untuk bersenang-senang, karena para
hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang bersenang-
senang”. (HR. ath-Thabarani)
Secara praktis prilaku-prilaku zuhud yang dilakukan oleh
kaum sufi sebenarnya merupakan ajaran-ajaran yang telah
dipraktekan oleh Rasulullah sendiri di hadapan para sahabatnya.
Kita mendapati gambaran tentang pribadi Rasulullah sebagai
makhluk Allah yang paling mulia bahwa beliau adalah sosok yang
sangat lemah lembut, kebanyakan waktunya duduk bersama orang-
orang fakir, miskin, janda-janda renta dan memenuhi kebutuhan
mereka, menengok orang-orang yang sakit dari mereka,
mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan tangannya sendiri,
mengesol sandal dan menjahit pakaian yang robek dengan tangan
sendiri, memerah susu kambing atau binatang lainnya dengan
tangan sendiri, bila menunggang unta atau tunggangan lainnya
tidak segan untuk memboncengkan pembantunya atau seorang
hamba sahaya bersamanya, tidak pernah menolak bila diminta
darinya suatu apapun dari harta dunia, berpakaian sangat
sederhana, terkadang tidur dengan hanya beralaskan tikar dari