Page 318 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 318
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 316
Adapun dari unsur tanah manusia memiliki sifat-sifat seperti
enggan (keras kapala tidak mau menerima pendapat orang lain),
bakhil dan pesimisme. Sementara dari unsur air manusia memiliki
sifat-sifat seperti mudah menerima pendapat orang lain, lembut,
penolong, akrab atau dekat kepada sesama dan optimisme. Seorang
yang memiliki akal dan tabi’at yang sehat dan baik (I’tidâl al-Mizâj),
adalah seorang yang dapat mengontrol dan menyeimbangkan
antara sifat-sifat yang berasal dari unsur tanah dengan sifat-sifat
yang berasal dari unsur air. Bila sifat-sifat dari unsur tanah hendak
menguasainya akan ia kontrol dengan sifat-sifat yang berasal dari
unsur air. Dengan demikian ia akan memiliki keselarasan jiwa dan
pikiran.
Selanjutnya pada sekitar paruh kedua dari risalah ini, Ibn
Arabi membuat muhâsabah dalam dengan mengambil cerita yang
terjadi pada seorang yang ‘Ârif Billâh. Walau tidak dipentingkan
siapa sufi yang mengalaminya dan di mana tempatnya, cerita yang
cukup panjang ini mengandung nilai pesan yang sangat dalam dan
cukup kuat. Diceritakan bahwa seorang ‘Ârif Billâh berasal dari
kalangan umat nabi Muhammad bertemu dengan seorang rahib dari
kalangan umat nabi Isa. Kemudian terjadi dialog antara keduanya
tentang metode ibadah yang secara praktis lebih mudah dan lebih
cepat untuk dapat menyampaikan kepada Allah. Kesimpulan cerita
bahwa ibadah umat nabi Muhammad jauh lebih mudah dan lebih
cepat untuk menyampaikan kepada Allah dibanding ibadah umat
nabi Isa. “Jalan” yang harus ditempuh tidak harus dengan naik ke
gunung-gunung untuk menyendiri hingga tidak kenal dengan
sesama manusia, makan hanya dari daun-daun atau rerumputan,
melaparkan diri setiap hari dalam berpuasa, atau hal-hal
Rahbâniyyah lainnya.