Page 103 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 103
92 | Ayo Kita Tahlil !!
ِ
َِّ ِ
ِ
) 09 :مجنلا( ىعس ام لإ فاسن ْ لْل سيَ ل فَأو َ
ْ
ْ
ْ
ََ َ
َ
َ
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memiliki selain
apa yang telah diusahakannya. (QS. an-Najm: 39)
Penafsiran mereka terhadap ayat ini adalah penafsiran
yang tidak tepat. Karena maksud ayat ini bukan untuk
menjelaskan bahwa seseorang tidak mendapatkan manfaat
dari apa yang dikerjakan oleh orang lain, seperti sedekah dan
haji yang diperuntukan bagi orang yang telah meninggal.
Tapi yang dimaksud ayat ini ialah menafikan kepemilikan
terhadap amal orang lain. Artinya, amal seseorang adalah
milik dia yang mengerjakankannya, bukan milik orang lain
yang tidak mengerjakannya.
Adapun bila seseorang berkehendak memberikan
pahala amalnya kepada orang lain, maka itu bukan suatu
masalah. Demikian pula jika ia berkehendak memilikinya
hanya untuk dirinya sendiri saja, juga terserah. Karena itu
dalam ayat QS. an-Najm: 39 di atas Allah tidak mengatakan:
“Tidak bermanfaat bagi seseorang kecuali amalnya sendiri”.
Tetapi yang dimaksud adalah “Tidak ada kepemilikan bagi
seseorang kecuali dari amalnya sendiri”. Lihat penjelasan
semacam ini dalam kitab Syarah ash-Shudur, karya al-Imam al-
Hafizh as-Suyuthi .
86
Dalam al-Qur‟an secara tegas Allah menyatakan
bahwa doa seseorang jika diperuntukan bagi orang lain maka
doa tersebut bermanfaat baginya. Baik diperuntukan
terhadap yang masih hidup atau bagi yang sudah meninggal.
Allah berfirman:
86 Syarh ash-Shudur, h. 268