Page 108 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 108
Ayo Kita Tahlil !! | 97
buku yang ia namakan dengan “al-„Akidah al-Islamiyyah
Min al-Kitab Wa as-Sunnah ash-Shahihah” .
87
Jawab:
Inilah pemahaman yang didasarkan kepada
hawa nafsu, pemahaman yang sangat dibuat-buat. Dari
segi mana dia memahami sabda Rasulullah: “La Taj‟alu
Buyutakum Maqabir…”, memberikan pemahaman
larangan membaca al-Qur‟an di kuburan?! Hadits ini
sama sekali bukan bermakna demikian. Tapi makna
yang dimaksud oleh hadits ini ialah, “Jangan kalian
kosongkan rumah dari bacaan al-Qur‟an seperti halnya
mayit yang berada di kuburnya tidak membaca al-
Qur‟an”. Hadits ini sama sekali tidak berbicara tentang
orang yang masih hidup yang membacakan al-Qur‟an
untuk mayit di kuburnya.
Hadits riwayat Al-Imam Muslim di atas
pemaknaannya mirip dengan hadits yang lain riwayat
Al-Imam al-Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda:
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
هاور( اروػبػق اىوُ ذخَّتػت لو مُ كتوػيػب في مُ كتلص نم اوُ لعجا ِ
ُ
َ َ
َ
ْ َ ْ
ًُْ َ ْ
َ ْ
َ ْ ُُْ ْ ْ
)ي راخبلا
ّ
“Jadikanlah sebagian dari shalat kalian di rumah-rumah
kalian, dan jangan jadikan rumah-rumah kalian seperti
kuburan”. (HR. al-Bukhari)
Mari kita ikuti bagaimana para ulama
menjelaskan hadits ini. Al-Muhaddits asy-Syekh as-Sayyid
87 Lihat karya Jamil Zainu berjudul al-„Akidah al-Islamiyyah, h.
101-102