Page 112 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 112
Ayo Kita Tahlil !! | 101
tentang orang lain yang membacakan al-Qur‟an untuk
mayit di kuburnya.
Kemudian kita katakan kepada mereka:
Bagaimana kalian berdalil dengan hanya sebuah
“isyarat” yang kalian pahami sendiri dari sebuah
hadits?! Sangat aneh. Bukankah “isyarat” itu sesuatu
yang tidak tegas?! Ditambah lagi pemahaman “isyarat”
yang kalian hasilkan adalah pemahaman yang salah
kaprah?! Padahal banyak hadits-hadits yang secara
khusus dan tegas berbicara tentang masalah membaca
al-Qur‟an untuk mayit seperti hadits Ma'qil ibn Yasar,
hadits „Abdullah ibn „Umar, hadits al-„Ala‟ ibn al-Lajlaj
yang semuanya marfu' dari Rasulullah, dan semuanya
adalah hadits hasan yang bisa dijadikan hujjah. Hadits-
hadits ini semuanya dengan tegas menjelaskan bahwa
Rasulullah menganjurkan untuk membaca al-Qur‟an
untuk mayit, baik di kuburan ataupun jauh dari
kuburan.
Kemudian dari mana mereka mengatakan:
“Tidak ada riwayat shahih yang menjelaskan bahwa
Rasulullah atau para sahabatnya membaca al-Qur‟an
untuk mayit”?! Apakah anjuran-anjuran Rasulullah
dalam hadits-hadits di atas tidak cukup sebagai dalil
kebolehan membaca al-Qur‟an untuk mayit?! Apakah
al-„Ala‟ ibn al-Lajlaj yang berpesan kepada anaknya agar
dibacakan permulaan dan akhir surat al-Baqarah bukan
amalan ulama Salaf?! Bahkan dalam riwayat al-Baihaqi
dalam kitab as-Sunan al-Kubra, pesan al-„Ala‟ kepada
anaknya mengatakan: “…dan bacakanlah di dekat
kepalaku (sesudah dikebumikan) ayat-ayat pertama dan
akhir surat al-Baqarah, karena sungguh aku telah