Page 115 - Ayo-Kita-Tahlil-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-Nurul-Hikmah-Press-128-Hal
P. 115
104 | Ayo Kita Tahlil !!
untuk menghadiahkan atau memberikan hasil kerjanya
tersebut bagi orang lain maka iapun berhak melakukan itu.
Dalam ayat di atas Allah tidak mengatakan: “Tidaklah
seseorang dapat mengambil manfaat kecuali dengan apa
yang telah ia usahakan”, tetapi Allah mengatakan: “Tidaklah
bagi (milik) seseorang kecuali apa yang telah ia usahakan”.
Maka konteks ayat ini membicarakan tentang kepemilikian
(al-Milkiyyah), bukan membicarakan tentang mengambil
manfaat (al-Intifa‟).
Kemudian dari pada itu; redaksi keumuman ayat
dalam QS. an-Najm: 39 di atas juga dapat di-takhshish dengan
datangnya hadits-hadits Rasulullah dalam banyak riwayat
tentang sampainya pahala sedekah, haji, dan doa bagi mayit
serta lainnya, sebagaimana telah kita kutip di atas dalil-dalil
bagi demikian itu.
Al-Hafizh as-Suyuthi dalam kitab Syarh ash-Shudur
menuliskan bahwa dalam pemahaman terhadap QS. an-
Najm: 39 di atas terdapat banyak pendapat ulama , di
90
antaranya:
1. Bahwa konteks ayat tersebut adalah berbicara tentang
kaum Nabi Ibrahim dan Nabi Musa dahulu. Adapaun
di kalangan umat Rasulullah sekarang ini bahwa
seseorang dapat mengambil manfaat dari apa yang
telah ia usahakan, juga ia bisa mengambil manfaat
dari apa yang diusahakan oleh orang lain yang
kemudian diberikan atau dihadiahkan kepadanya.
Pendapat ini dinyatakan oleh Ikrimah; murid Ibn
Abbas.
90 As-Suyuthi, Sharh ash-Shudur, h. 310