Page 182 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 182

180 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

                  seorang-pun  yang  akan  mampu  memberi  terhadap  sesuatu
                  yang  dicegah  oleh  Allah,  dan  tidak  ada  seorang-pun  yang
                  mampu  mencegah  terhadap  sesuatu  yang  diberikan  oleh
                  Allah, dan bahwa tidak boleh seseorang bertawakkal kecuali
                  kepada-Nya,  serta  siapapun  tidak  boleh  meminta  kecuali
                  kepada-Nya.  Kedua  tentang  tauhid  Ilahiyyah,  yaitu
                  penjelasan  tentang  sesuatu  yang  memberikan  manfaat  dan
                  sesuatu  yang  tidak  memberikan  manfaat,  dan  bahwa
                  sesungguhnya  setiap  orang  yang  diberi  harta,  dunia,  atau
                  pangkat, tidak mesti bahwa perkara-perkara tersebut akan
                  memberikan    manfaat    kepadanya    dan    akan
                  menyelamatkannya dari siksa Allah kelak, karena dunia itu
                  diberikan oleh Allah terhadap orang yang dicintai oleh-Nya
                  (yaitu  orang-orang  mukmin)  dan  diberikan  terhadap  orang
                  yang  tidak  dicintai  oleh-Nya  (yaitu  orang-orang  kafir)…”.
                  [Kemudian  Ibnu  Taimiyah  menuliskan]:  “…  tauhid
                  Ilahiyyah adalah bahwa seseorang hamba wajib menyembah
                  Allah,  tidak  menyekutukan-Nya  dengan  suatu  apapun,  ia
                  taat  kepada  segala  perintah-Nya  dan  perintah  rasul-Nya,
                  serta  hanya berbuat sesuatu yang dicintai dan  diridloi oleh-
                  Nya.  Adapun  tauhid  Rububiyyah  adalah  perkara  yang
                  mencakup  segala  sesuatu  yang  telah  ditakdirkan  dan
                  diciptakan  oleh  Allah,  sekalipun  perkara  tersebut  bukan
                  sesuatu  yang  diperintahkan  atau  diwajibkan  atau  dicintai
                  oleh  Allah.  Adapun  yang  diperintahkan  kepada  seorang
                  hamba untuk beribadah kepada Allah dan berbuat apa yang
                  diperintah  oleh-Nya  maka  ini  adalah  tauhid  Uluhiyyah,
                  demikian pula dengan bacaan istighfar kepada-Nya masuk
                  dalam  kategori  tauhid  ini,  oleh  karena  itu  hamba  tersebut
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187