Page 95 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 95
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 93
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:
ِ
ِ ِ ِ
ِ
ِ
ِ
ْ )ملسمْهاور(ْويخَأْنوعْفيْدبعْ لاْناكْامْدبعْ لاْنوعْفيْاللو
َ َ
ُ
َْ ْ َْ
ْ
َ َْ
َْ ْ ُ َ
“Allah akan senantiasa menolong hamba selama hamba
tersebut menolong sesamanya”. (HR. Muslim)
Terakhhir, dalam kitab Fatawa Syamsuddin ar-Ramli,
dituliskan sebagai berikut:
―Ar-Ramli ditanya tentang perbuatan orang-orang
awam, di kala mereka dalam kesulitan dan kesusahan
mereka mengatakan: ―Wahai Syekh Fulan…‖, ―Wahai
Rasulullah…‖, dan perkataan-perkataan semacamnya
yang merupakan Istighatsah (meminta pertolongan)
kepada para Nabi, para Rasul, para wali Allah, para
ulama, dan kepada orang-orang saleh, apakah hal itu
boleh atau tidak? Apakah para Rasul, para Nabi, para
wali Allah, para ulama, dan orang-orang saleh, bisa
melakukan ighotsah (memberi pertolongan) setelah
mereka meninggal? Apa dalil yang menunjukkan hal
itu?
Ar-Ramli menjawab: ―Istighatsah dengan para Nabi,
para Rasul, para wali Allah, para ulama, dan dengan
orang-orang saleh adalah perkara yang dibolehkan.
Dan para Nabi, para Rasul, para wali Allah, para
ulama, dan orang-orang saleh mampu melakukan
ighotsah (memberi pertolongan) setelah mereka
meninggal. Karena mukjizat para Nabi dan karamah
para wali Allah tidak terhenti dan tidak terputus
dengan meninggalnya mereka. Tentang para nabi,
karena mereka tetap hidup di kuburan mereka
masing-masing, mereka melakukan shalat di tempat-