Page 50 - Buku Digital_Julika Supriani (2006101020054)
P. 50

dibatasi  hingga  berakhirnya  Undang-undang  yang

        mengatur konsesi dari perusahaan Terusan Suez.







               Terinspirasi  oleh  hasil  Konferensi  Asia  Afrika,

        maka  Gamal  Abdul  Nasser  menasionalisasi  Terusan

        Suez  pada  tanggal  26  Juli  1956.  Dengan  demikian,


        Terusan  Suez  yang  semula  berstatus  internasional

        sepenuhnya  dianggap  milik  bangsa  Mesir. Tindakan


        Gamal  Abdul  Nasser  ini  tentu  saja  dianggap  sebagai

        pelanggaran  serius  yang  segera  mendapat  reaksi  dari


        Inggris  dan  Prancis.  Kedua  negara  Eropa  yang

        mempunyai  kepentingan  dengan  Terusan  Suez

        berencana secara besama-sama akan menyerang Mesir.


        Amerika  Serikat  sebagai  negara  adidaya  dan  juga

        merupakan  sekutu  Inggris  dan  Prancis  mencoba


        menghindarkan penyerangan tersebut. Amerika Serikat

        berusaha  mengajak  berunding  ketiga  negara  yang


        sedang  bersengketa  itu  untuk  menyelesaikan  masalah

        Terusan Suez.







               Pada  tanggal  16  Agustus  1956  atas  prakarsa

        Menteri  Luar  Negeri  Amerika  Serikat  John  Foster


        Dulles  diadakan  konferensi  di  London  untuk

        menyelesaikan  masalah  Terusan  Suez.  Konferensi  itu

        dihadiri  oleh  20  negara,  tetapi  Mesir  tidak  hadir.


        Konferensi mencapai persetujuan tentang penyelesaian

        masalah  Terusan  Suez  yang  disebut  Konferensi


        London. Hasil Konferensi London menyebutkan, antara

        lain  bahwa  akan  dibentuk  suatu  badan  internasional


        untuk menangani Terusan Suez. Namun, Gamal Abdul

        Nasser               tetap           teguh             pada             pendirian                untuk

        menasionalisasi  Terusan  Suez  dan  menolak  hasil
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54