Page 119 - Kisah perjalanan SUPARDI 2901-1-123
P. 119

meninjau  dan  mengenal  Kesatuan  Armed  di  Bandung  dan
               sekitarnya.  Kami  dibagi  dalam  kelompok-kelompok  kecil  dan
               secara bergantian meninjau Batalyon dan Baterai selama beberapa
               hari.
               Ada lima Batalyon dan satu Baterai Armed BS yang berlokasi  di
               Jawa  Barat,  yaitu  Batalyon  Armed  4,  Amed  9,  Armed  13,  dan
               Armed 14 di Cimahi, Batalyon Armed 5 di Cipanas dan Baterai
               BS di Tagog Apu. Dari penugasan ini, aku mempunyai gambaran
               tentang tugas dan kondisi Kesatuan-kesatuan Armed yang masih
               memprihatinkan saat itu.

               Kursus Dasar Kecabangan ini pada hakekatnya masih merupakan
               rangkaian  dari  pendidikan  di  AMN.  Oleh  karena  itu  setelah
               zamanku,  Sussarcab  dilaksanakan  semasa mereka  masih  Taruna,
               yaitu  sewaktu  Taruna  tingkat  4  (Sermatutar).  Aku  beruntung,
               karena  Sussarcab  dilaksanakan  pada  saat  aku  sudah  menjadi
               Perwira,  aku  sudah  menerima  gaji  dan  memperoleh  perlakuan
               sebagai Perwira.

               Kursus di PUSDIK ARMED,
               Sejak  zaman  Belanda,  Cimahi  merupakan  markas  Tentara  AD,
               khususnya unsur pendidikan. Hampir semua Kesatuan Pendidikan

               (Satdik)  ada  disini.  Cimahi  merupakan  Garnizun  tersendiri,
               terpisah  dari  Bandung  sehingga  di  Cimahi  dibangun  sarana,
               prasarana, dan fasilitas  pendukung, seperti Rumah Sakit, sekarang
               menjadi RS Dustira, Gedung pertemuan, sekarang Balai Sudirman,
               Rumah  Tahanan  Tentara,  stasiun  kereta  api,  kandang  kuda,
               kebon  rumput,  lapangan  tembak  senjata  ringan  di  Gunung
               Bohong.  Selain  itu,  sarana  dan  parasaran  lainnya  yang  dibangun
               ialah  gudang  peluru  dan  lapangan  tembak  meriam  di  Batujajar,
               perumahan  prajurit  seperti  komplek  Baros,  Ratulangi,  Poncol,
               Sriwijaya,  serta  fasilitas-fasilitas  pendukung  lainnya.  Sarana  dan
               prasarana tersebut dibangun oleh tentara Belanda.

               Setelah penyerahan kedaulatan, markas tentara Belanda tersebut
               diambil alih oleh TNI. Pada 4 Desember 1945, dibentuk Markas
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123