Page 25 - SANTUN MUTIA
P. 25
12
probe atau explorer atau scaler, dan dapat diketahui dengan melakukan
pewarnaan plak menggunakan disclosing solution. Pewarnaan ini merupakan cara
yang paling mudah dan paling akurat untuk mengetahui keberadaan plak pada
permukaan gigi. Beberapa larutan atau pewarna yang dapat digunakan yaitu Basic
Fuchsin, Bismarck Brown, dan Erythrosin (Kalsi, 2018).
2.2.3 Tahap dan Proses Pembentukan Plak
Plak gigi mengalami pertumbuhan dan kematangan diakibatkan oleh
lingkungan rongga mulut yang hangat dan basah. Suhu, pH saliva, dan reaksi
kimia tertentu seperti reaksi redoks merupakan aspek vital yang menentukan
pertumbuhan dan perkembangan plak gigi. Saliva normal memiliki pH berkisar
antara 6,75 - 7,0 dimana setiap terjadi perubahan nilai pH maka akan merangsang
terbentuknya biofilm dan plak, begitu pula dengan reaksi kimia dari rongga mulut
yang juga mendukung terjadinya pembentukan biofilm dan plak. Reaksi redoks
merupakan salah satu reaksi kimia yang terjadi pada bakteri aerob yang
menyebabkan oksigen menjadi tetap stabil, sehingga bakteri dapat bertahan hidup
di dalam rongga mulut (Kasuma, 2016; Sawitri and Maulina, 2021).
Pembentukan plak di dalam rongga mulut terjadi dalam dua tahapan.
Pertama pembentukan lapisan acquired pellicle dan yang kedua adalah proliferasi
bakteri. Acquired pellicle merupakan deposit tipis glikoprotein cairan ludah, yang
terbentuk beberapa detik setelah menyikat gigi. Setelah Acquired pellicle tersebut
terbentuk, bakteri akan berproliferasi dan disertai dengan pembentukan matriks
inter bakterial yang terdiri atas polisakarida ekstraseluler. Polisakarida
ekstraseluler terdiri dari levan, dekstran, protein cairan ludah, dan bakteri