Page 20 - SALSA NABILA EVANDI
P. 20
8
2.2 Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut World Health Organization (2012), kesehatan gigi dan mulut
didefinisikan sebagai keadaan bebas dari nyeri mulut dan wajah, infeksi dan luka pada
mulut, serta penyakit mulut dan lainnya yang membatasi kapasitas individu dalam
menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial. Tidak
terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal, orang tua memiliki peranan penting dalam memelihara
kesehatan gigi anak. Hasil sebuah studi mengatakan bahwa faktor-faktor psikososial orang
tua yang telah terbukti berdampak negatif terhadap kesehatan mulut anak termasuk depresi
ibu, rendahnya koherensi, pengasuhan yang memanjakan dan orang tua yang stress.
Kepedulian orang tua terhadap kesehatan gigi anak dapat dilihat melalui sikap dan
perhatiannya terhadap kesehatan gigi anak, dalam mencapai kesehatan gigi dan mulut yang
optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, mengurangi makanan yang mengandung gula berlebihan
dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan
menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi (Dwimega
dkk, 2022).
Teori Blum menyatakan bahwa status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik
maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan, dari ke empat faktor tersebut,
perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan
mulut. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapih, bersih, bercahaya dan di dukung oleh gusi
yang sehat yaitu gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Peningkatkan kesehatan