Page 13 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 13

Tahun 2000, tanggal 7 – 18 Agustus 2000 (perubahan kedua); 3)  Sidang

                         Tahunan  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  Tahun  2001,  tanggal  1  –  19
                         November  2001  (perubahan  ketiga),  dan  4)  Sidang  Tahunan  Majelis

                         Permusyawaratan  Rakyat  Tahun  2002,  tanggal  1  –  11  Agustus  2002
                         (perubahan keempat).



                         Penempatan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun
                         1945 dalam hierarki tertinggi peraturan perundang-undangan dimaksudkan

                         agar  materi  muatan  peraturan  perundang-undangan  di  bawahnya  tidak
                         bertentangan dengan norma yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar

                         Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar.


                         Berdasarkan  ketentuan  Pasal  3  ayat  (2)  UU  P3,  Undang-Undang  Dasar

                         Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  ditempatkan  dalam  Lembaran
                         Negara Republik Indonesia, yaitu:

                         1.  Perubahan  pertama  ditempatkan  pada  Lembaran  Negara  Republik
                              Indonesia Tahun 2006 Nomor 11;

                         2.  Perubahan  kedua  ditempatkan  pada  Lembaran  Negara  Republik

                              Indonesia Tahun 2006 Nomor 12;
                         3.  Perubahan  ketiga  ditempatkan  pada  Lembaran  Negara  Republik

                              Indonesia Tahun 2006 Nomor 13; dan
                         4.  Perubahan  keempat  ditempatkan  pada  Lembaran  Negara  Republik

                              Indonesia Tahun 2006 Nomor 14.
                         Penempatan  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun

                         1945 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tidak merupakan dasar

                         pemberlakuannya.


                     b.  Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

                         Dalam  amendemen  terakhir  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik
                         Indonesia  Tahun  1945  menegaskan  bahwa  Majelis  Permusyawaratan

                         Rakyat  kini  tidak  memiliki  lagi  kewenangan  untuk  menetapkan  ketentuan
                         yang bersifat mengatur (regeling). Setidaknya terdapat 2 (dua) alasan yang

                         melatarbelakanginya, yaitu:




                                                                                                       13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18